Saran LSI Denny JA untuk Pemerintah soal Strategi Penerapan New Normal

Saran LSI Denny JA untuk Pemerintah soal Strategi Penerapan New Normal

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 05 Jun 2020 17:13 WIB
Poster
Ilustrasi pandemi Corona (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

LSI Denny JA memaparkan enam strategi pelaksanaan new normal agar masyarakat dapat tetap produktif tapi aman dari virus Corona (COVID-19). LSI Denny JA menyarankan diterapkannya pembatasan sosial berskala kecil.

"LSI sudah mencoba menyimpulkan ada enam rekomendasi terkait dengan new normal ini untuk melanjutkan baik kita berdampingan hidup dengan virus maupun juga melanjutkan roda berputarnya ekonomi di Indonesia," kata peneliti LSI Denny JA, Rully Akbar, dalam konferensi pers daring, Jumat (5/6/2020).

Adapun strategi pertama, menurutnya, adalah tingkat pembatasan sosial diberlakukan di level kecil, seperti di RT/RW, sehingga di era new normal pembatasan sosial tetap berlaku tetapi di level lokal saja. Dia mencontohkan, jika ada satu wilayah terpapar, daerah itu saja yang dilakukan pembatasan sosial atau zona merah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jadi masuk ke era new normal pembatasan sosial tetap berlaku, namun bukan lagi berskala besar. Jadi berskala lokal, kecil. Di situ nanti kita butuhkan laporan-laporan dari RT atau RW yang bisa kita katakan zona merah," ujarnya.

Strategi kedua, pemberlakuan area atau klaster buka-tutup sesuai perkembangan kasus. Misalnya ketika di daerah tersebut telah terjadi kenaikan angka positif, maka daerah itu saja yang dilakukan pembatasan sosial.

ADVERTISEMENT

"Kedua, ketika sudah dibagi menjadi klaster RT/RW tadi, RT/RW maupun desa sudah bisa melakukan kebijakannya sendiri melakukan buka-tutup sesuai perkembangan kasus. Artinya, ketika mereka sudah ada di angka puncaknya, ketika angka yang positif tinggi, secara otomatis mereka bisa me-lockdown dirinya sendiri. Ketika mereka sudah bisa dikatakan zona hijau, mereka bisa melakukan kegiatan kembali dengan kaidah-kaidah new normal," ucap dia.

"Jadi dengan lingkup yang lebih kecil, secara teknis pemda lebih mudah melakukan penutupan dan pembukaan pembatasan terhadap klaster tertentu," imbuh Rully.

Selain itu, LSI Denny JA mengimbau pemerintah pusat maupun daerah melakukan tes sebanyak-banyaknya dan pelacakan terhadap orang yang terpapar virus Corona. Pelacakan penyebaran juga hingga ke level RT/RW maupun desa.

Strategi ketiga adalah keterlibatan aktif pemimpin masyarakat dalam mengedukasi, menerapkan, dan mengawal penerapan protokol kesehatan di lingkungan mereka masing-masing. Misalnya para tokoh ulama/pendeta di tempat ibadah, pengusaha di mal, restoran, pabrik, kepala sekolah atau rektor di lembaga pendidikan dan lainnya, semuanya bahu-membahu menjamin bahwa protokol kesehatan diterapkan dengan baik.

Strategi keempat, melindungi kelompok rentan ketika mulai melaksanakan kegiatan di era new normal. LSI Denny JA mencontohkan kelompok usia 40 tahun ke atas yang memiliki penyakit penyerta diberi protokol kesehatan khusus di tempat kerjanya.

"Jadi orang-orang yang sudah berumur di atas 45 tahun, orang-orang yang mempunyai penyakit bawaan tadi, otomatis harus ada protokol tersendiri yang harus digunakan ketika mereka sudah memulai mengikuti new normal. Misalkan ada anjuran orang yang sudah berumur di atas 45 tahun, mereka melakukan WFH atau kunjungan mereka tidak terlalu sering di kantor misalnya," tutur dia.

Strategi kelima, sambung LSI Denny JA, meminta setiap orang memperkuat imunitas dengan cara makan makanan bergizi, mengkonsumsi suplemen tubuh, vitamin, istirahat cukup dan olahraga teratur. Rully mengingatkan selama vaksin belum ditemukan, meningkatkan imunitas adalah adalah salah satu strategi penting.


Strategi terakhir, LSI Denny JA menyampaikan pemerintah memperkuat fasilitas kesehatan dan peralatan medis di daerah. Dengan dibuka kembali aktivitas warga dan aktivitas ekonomi, secara bersamaan pemerintah pusat dan daerah harus terus memperkuat fasilitas kesehatan dan peralatan medis.

Di antaranya adalah fasilitas rumah sakit, ruangan ICU, ventilator, alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga medis, laboratorium tes, dan ketersediaan tenaga medis. Hal ini untuk menjamin agar jika terjadi tambahan kasus di daerah, fasilitas kesehatan tetap mampu melakukan penanganan dan perawatan.

"Perkuat dan lengkapi peralatan medis. Ketika strategi 1-5 sudah dilakukan, alangkah baiknya ditunjang perlengkapan medis yang lengkap. Jadi, ketika ada kasus, sudah bisa ditanggulangi oleh tim medis. Jadi fasilitas medis untuk mendukung penanganan COVID juga harus ditingkatkan di daerah. Jadi tidak boleh luput mulai APD hingga ventilator," terang dia.

Dengan memberlakukan enam strategi di era new normal ini, LSI berharap Indonesia mampu menjaga keseimbangan antara isu kesehatan dan isu ekonomi. Sementara itu, LSI Denny JA juga memaparkan tiga analisisnya mengapa adaptasi dan sosialisasi new normal harus dimulai.

Alasan pertama, angka kenaikan kasus positif harian secara nasional saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan terus-menerus sejak minggu ke-4 Mei 2020. Selain itu, data nasional menunjukkan jumlah mereka yang sembuh setiap harinya terus meningkat, sedangkan angka yang dirawat di RS dinilai turun dari hari ke hari.

"Data 38 wilayah yang memberlakukan PSBB menunjukkan, pasca-PSBB, penyebaran virus di daerah tersebut relatif terkontrol," kata Rully.

Kedua, LSI menilai, semakin lama diberlakukan lockdown, semakin tinggi pula risiko ekonomi mengalami perlambatan serta ada jutaan masyarakat yang bisa terancam PHK. Alasan ketiga, sudah ada daerah yang berhasil mengontrol penyebaran virus Corona tanpa melakukan lockdown (PSBB), misalnya Bali.

"Bali adalah contoh wilayah yang tidak menerapkan PSBB tapi mampu mengendalikan penyebaran virus Corona. Jumlah kasus harian di Bali mengalami penurunan. Angka rata-rata kematian (case fatality rate) di Bali lebih rendah dibanding CFR nasional," ujarnya.

Halaman 2 dari 3
(yld/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads