Benyamin menyebut pada acara tersebut protokol peserta menerapkan protokol kesehatan. Serta menggunakan masker dan menjaga jarak.
"Pada waktu setiap tamu yang datang itu diperiksa suhu tubuhnya dan diwajibkan menggunakan masker kemudian dicatat nama siapa. Saya sendiri waktu itu suhu tubuh saya 36,3 derajat. Waktu acara resmi semua protokol kesehatan semuanya itu mereka patuhi, jaga jarak, pakai masker, salamannya hanya pakai sikut aja, bahkan nggak ada salaman dari jauh saja," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun setelah acara utama selesai, para peserta melakukan sesi foto bersama. Saat itulah terjadi kerumunan.
"Setelah acara itu maka acara makan, setelah makan sesi santai acara sudah selesai, acara sesi santai diisi dengan foto-foto. Nah ketika sesi foto ini saya sudah minta jaga jarak, yang foto 10 orang aja dulu ternyata nggak bisa. Akhirnya terjadi kerumunan seperti itu," ungkapnya.
Benyamin mengatakan sempat menegur peserta karena terjadinya kerumunan itu. Dia mengungkap telah menerapkan Peraturan Walikota No 13 Tahun 2020 tentang pedoman PSBB.
"Jadi saya sebagai yang diundang saya langsung kemudian menegur kepada penanggung jawab Laskar Anggrek Pak Whwu Wibisanan pada waktu itu. Kenapa saya tegur karena dalam Perwal Nomor 13 Tahun 2020 tentang pedoman PSBB di Tangsel sanksinya itu dari mulai teguran lisan, teguran tertulis dan seterusnya. Jadi sanksi sudah saya jalankan pada waktu itu yang bersangkutan," jelasnya.
"Itu fotonya beberapa kelompok itu ya. Foto paling lama mungkin sekitar 10 sampai 15 menit karena setelah itu saya ninjau peternakan lelenya setelah dari situ saya pulang," imbuhnya.
(lir/lir)