Menurut Pandu, pelacakan secara intensif terhadap orang yang terindikasi virus Corona juga perlu dilakukan. Pandu menyebut pencegahan penularan perlu dilakukan sebelum tersebar luas.
"Jadi, selain harus melakukan pembatasan sosial, kita juga harus melakukan testing yang intensif. Jadi, kita harus mengetahui siapa saja yang terinfeksi, kita isolasi, kontak tracing-nya seperti apa. Pokoknya menghindari perluasan yang luas. Kalau sekarang kan dibiarkan menjalar ke mana-mana," sebut Pandu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pandu kembali menegaskan PSBB tidak bisa dilakukan hanya di beberapa daerah. Penularan, sebut dia, tak akan bisa dicegah jika tidak ada pembatasan secara nasional.
"Nanti kalau kita hanya pembatasan sosialnya hanya Jakarta, Bandung, Depok, Tangerang, Surabaya, hanya beberapa kota di Jawa dan di luar Jawa, itu mungkin di daerah itu akan ada efek penurunan. Tapi daerah lainnya tetap ada peningkatan, tetap ada kasus. Nanti dia pindah lagi, kayak tek-tok aja, kayak main ping-pong," pungkasnya.
Presiden Joko Widodo sebelumnya mengingatkan belum ada kepastian kapan virus Corona (COVID-19) benar-benar berakhir. Jokowi menyinggung beberapa negara maju yang awalnya menyatakan pulih, tapi kini mengalami gelombang kedua wabah COVID-19.
"Kita butuh kecepatan untuk keselamatan seluruh rakyat Indonesia. Memang belum ada kepastian kapan ini akan berakhir. Setiap ahli memiliki hitungan-hitungan yang berbeda mengenai pandemi COVID-19. Beberapa negara maju yang awalnya menyatakan sudah recover, sudah pulih, justru mengalami gelombang yang kedua," ujar Jokowi saat membuka Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional yang disiarkan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (30/4).
(lir/zak)