Anies memberikan keterangan tersebut di Balai Kota seperti ditayangkan akun YouTube Pemprov DKI, Rabu (22/4/2020).
Anies menjelaskan PSBB DKI Jakarta diperpanjang selama 28 hari. Dia mengungkapkan perpanjangan dilatarbelakangi masih banyak terjadi pelanggaran selama dua minggu PSBB diterapkan.
Ke depan, Anies ingin ada pemberian tindakan tegas dalam penerapan PSBB jilid 2 ini. Anies juga meminta agar warga Ibu Kota tidak mudik lebaran 2020 ini.
Berikut poin-poin penjelasan terbaru Anies soal PSBB jilid 2, larang mudik hingga bansos nyasar:
PSBB Diperpanjang 28 Hari
Anies memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama 28 hari. Dia mengaku sudah berdiskusi dengan beberapa ahli.
"Dengan mendengar pandangan para ahli di bidang penyakit menular dan diskusi yang dilakukan Dinas Kesehatan, kami putuskan memperpanjang pelaksanaan PSBB, diperpanjang 28 hari. Artinya periode ke dua, dari 24 April sampai 22 Mei 2020.
Anies berharap masyarakat Jakarta mematuhi aturan PSBB, sehingga wabah Corona bisa selesai.
"Seperti kata Pak Presiden, kunci keberhasilan PSBB, kedisiplinan semua pihak menjalankan," ucap Anies.
Ungkap Perusahaan Bandel Curi-curi Momen
Anies mengungkapkan masih ada perusahaan yang bandel beroperasi di masa PSBB. Perusahaan tersebut mencuri momen meskipun sudah diingatkan petugas di lapangan.
"Perusahaan-perusahaan juga jangan curi-curi. Karena kita menemukan di lapangan diingatkan kemudian setelah petugas meninggalkan lokasi kembali beroperasi lagi," kata Anies.
Ke depan, menurut Anies Pemprov DKI Jakarta akan mengambil tindakan tegas. Sanksi akan diberikan kepada perusahaan yang masih bandel.
"Kita akan lakukan tindakan-tindakan yang bersifat sanksi kepada semuanya," ujar dia.
Saatnya Tindak Pelanggar PSBB
Anies menyatakan tak ada lagi fase imbauan di era PSBB perpanjangan ini.
"Kita akan meningkatkan pendisiplinan, baik perusahaan-perusahaan yang masih beroperasi maupun masyarakat yang masih berkerumun," kata Anies.
"Hari-hari kemarin banyak sifatnya educational, diberikan peringatan, diimbau karena banyak dari masyarakat yang masih belum menyadari benar tentang PSBB dan aturan-aturannya. Ke depan fase imbauan, fase educational sudah selesai," ucap Anies.
Anies menyatakan PSBB Jakarta fase selanjutnya masuk ke penegakan hukum. Tak ada lagi teguran bagi mereka yang melanggar.
"Sekarang adalah fase penegakan. Karena itu, di hari-hari ke depan, semua yang melanggar tidak akan diberi peringatan lagi, tapi akan langsung ditindak," ucap Anies.
Anies berpesan agar masyarakat jangan sampai kena tindak. Semua pihak harus patuh pada aturan PSBB Jakarta.
"Jangan sampai harus ditindak. Kerjakan yang menjadi kewajiban selama PSBB ini dengan sebaik-baiknya," katanya.
Data Pemakaman Protap Corona Turun
Anies menyatakan jumlah pemakaman dengan protap COVID -19 di Ibu Kota menurun. Penurunan juga terjadi dalam dua hari terakhir.
"Di Pemprov DKI kita memiliki data pemakaman dengan protap COVID-19 yang dalam beberapa hari terakhir ini menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Biasanya selama minggu-minggu sebelumnya angka itu bisa sampai 50, bahkan lebih dari 50 per hari," kata Anies.
Data pemakaman dengan protap Corona di DKI Jakarta turun menjadi 30-40 pemakaman per hari. Dalam dua hari terakhir, ada 29 pemakaman per hari yang dilakukan dengan protap Corona.
"Dalam beberapa hari terakhir ini di kisaran 30-an sampai 40-an. Bahkan pernah 29 selama 2 hari berturut-turut," ujar Anies.
Anies menyatakan pihaknya akan terus memantau hal ini. Anies berharap penurunan angka ini menjadi tren permanen.
"Apakah ini perlambatan sementara? Apakah ini tren permanen? Nanti kita harus pantau. Mudah-mudahan ini tren permanen. Artinya sudah mulai turun," pungkasnya.
Banyak Pelanggaran Selama 2 Minggu PSBB
Anies menyebut masih banyak pelanggaran yang dilakukan warga. Anies mengatakan perusahaan masih ada yang beroperasi dan kerumunan massa masih ditemukan.
"Selama dua minggu ini juga masih banyak di antara masyarakat yang melakukan ketidaktaatan, pelanggaran, perusahaan yang masih beroperasi, kerumunan massa," ujar Anies.
Anies mengimbau masyarakat menaati aturan PSBB. Dia menyebut semakin sedikit kegiatan dan kian besarnya kedisiplinan warga terhadap PSBB akan menekan angka penularan virus Corona.
"Karena itulah saya ingin menyampaikan kepada semuanya, bila kita ingin agar pandemi ini cepat selesai, semua harus sepakat disiplin melaksanakannya," kata Anies.
"Semakin kita disiplin untuk berada di rumah, mengurangi aktivitas di luar, semakin sedikit interaksi, maka semakin sedikit pula potensi penularan, maka insyaallah wabah ini bisa lebih cepat kita selesaikan," sambungnya.
Lebih lanjut, setelah mendengarkan pandangan para ahli dan kajian dari Dinas Kesehatan, Anies menegaskan PSBB di Ibu Kota akan diperpanjang selama 28 hari, sehingga Jakarta akan menerapkan PSBB hingga 22 Mei 2020.
"Maka, dengan kondisi itulah, Pemprov DKI Jakarta, dengan mendengar pandangan-pandangan para ahli di bidang penyakit menular dan diskusi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan, kami memutuskan memperpanjang pelaksanaan PSBB, diperpanjang 28 hari. Artinya, PSBB ini dimulai 24 April diperpanjang jadi 22 Mei 2020," tutur Anies.
Tahan Tradisi Mudik
Anies meminta warganya tak mudik Lebaran tahun ini. Sebab, mudik berpotensi memperluas penyebaran virus Corona (COVID-19).
"Saya sampaikan, sesuai dengan instruksi Bapak Presiden, kita tidak meninggalkan tempat kita tinggal dan bepergian ke luar, mudik, atau meninggalkan Jakarta, karena punya potensi penularan yang amat besar," kata Anies.
"Saya berharap tradisi mudik yang biasa kita kerjakan ditahan dulu tahun ini," sambungnya.
Anies meminta warganya menyimpan tabungan yang selama ini dipersiapkan untuk mudik. Sebab, pandemi COVID-19 masih akan bertahan dalam beberapa waktu ke depan.
"Pesan ini sekaligus juga pesan yang sudah menabung tabungan, itu ditahan dulu sekarang. Kita melewati masa-masa yang amat menantang minggu minggu ke depan, bulan-bulan ke depan," tutur Anies.
Anies berharap dengan kepatuhan warga tak mudik, laju penyebaran virus Corona di Jakarta bisa dikendalikan.
"Mudah-mudahan, dengan kedisiplinan kita, apalagi memasuki bulan suci Ramadhan, kita bisa mengendalikan penularan ini dengan sebaik-baiknya," pungkasnya.
Ramadhan Kali Ini Mirip Zaman Nabi
Anies menyebut Ramadhan kali ini berbeda dengan sebelumnya. Menurut Anies, Ramadhan kali ini mirip dengan zaman Nabi Muhammad SAW yang semuanya ibadah dilaksanakan di rumah.
"Tak lagi kita ada buka puasa bersama kali ini, tapi buka puasa di rumah bersama keluarga taraweh dilakukan bersama keluarga di rumah, bukan lagi di masjid salat-salat fardu juga kita kerjakan di rumah," kata Anies.
"Ramadhan kali ini mungkin mirip dengan Ramadhan pada saat Nabi Besar Muhammad SAW. Pada saat ini semua tidak dikerjakan di masjid, sempat tarawih di masjid, tapi kemudian tarawih di rumah, buka puasa juga di rumah, kegiatan peribadatan di rumah, semua tak dilakukan di masjid," sambung Anies.
Untuk itu, Anies mengajak seluruh masyarakat mengambil kesempatan ini dengan meningkatkan ibadah di rumah dengan khusyuk. Dia juga meminta warga meningkatkan ketakwaan di rumah sekaligus juga memerangi wabah virus Corona.
"Kali ini kita dapat kesempatan untuk memasuki bulan suci Ramadhan yang mirip dengan suasana itu, ini kesempatan bagi kita, karena itu saya menganjurkan dalam kesempatan ini. Hari Jumat besok masuk satu Ramadhan kita memasuki masa ini dengan semangat untuk meningkatkan ketakwaan, menahan hawa nafsu, tapi sambil juga kita memerangi pandemi COVID," ujarnya.
Siapkan Tempat Isolasi di Permukiman Padat
Anies mengaku sudah menyiapkan tempat isolasi untuk warga yang mengalami gejala virus Corona. Tempat isolasi itu disiapkan untuk warga yang tinggal di permukiman padat penduduk di DKI.
"Jadi ini tempat-tempat padat, di mana di situ ada orang dalam pemantauan atau orang yang memiliki gejala COVID, maka kita sudah siapkan tempat untuk mereka bisa mengisolasi diri, di luar kawasan padat," kata Anies.
Anies tak menyebutkan tempat isolasi yang disiapkan Pemprov DKI. Namun, Anies mengatakan lokasi isolasi itu diperuntukkan bagi warga rumah susun dan rumah tapak padat penduduk.
"Karena kawasan padat itu bukan hanya di rumah susun, di rumah-rumah tapak juga yang kampung-kampung padat, di situ juga punya masalah yang hampir sama, karena satu bangunan bisa jadi beberapa KK," ujarnya.
Selain menyiapkan tempat untuk isolasi dan karantina mandiri, Anies menyebut pihaknya menyiapkan fasilitas hingga logistik untuk warga yang menjalani karantina.
"Karena itulah sebabnya mengapa kita sudah menyiapkan tempat untuk mereka bisa melakukan karantina diri dan dibantu fasilitas logistik dan lain-lain," ucap Anies.
Akui Bansos Nyasar ke Golongan Elite
Anies engakui adanya PNS dan golongan elite di Ibu Kota yang masuk daftar penerima Bansos selama PSBB Corona. Anies menyebut soal pendataan jutaan penduduk di DKI tak mungkin sempurna.
"Benar kita memberikan 1,2 juta, dan itu ada 1,2 juta nama. Tentu saja tidak mungkin sempurna. Dari 1,2 juta Anda bisa sebut dua nama, pasti lah. Di negeri ini data yang super akurat saya rasa teman-teman juga tahu, jadi kalau dicari pasti ada. Bagian kita koreksi terus menerus, dari 1,2 juta ketemu satu, dua, tiga (nama), pasti. Jadi nggak usah ditutupi, itu faktanya. Di republik ini kita semua tahu data lengkap by name, by address, tapi yang penting adalah begitu ada kekeliruan, koreksi. Dan ini bagian meningkatkan kualitas data," papar Anies.
Anies menjawab pertanyaan wartawan mengenai kekeliruan bansos yang menyasar ke PNS, TNI, hingga anggota DPRD.
Dia menyebut banyak warga DKI yang masuk catatan sebagai keluarga miskin pada saat kondisi normal. Namun menurut dia, di tengah pandemi ini ada warga pra-sejahtera yang juga butuh bantuan.
"Hari ini banyak dari saudara kita yang bulan lalu tak butuh bantuan sekarang butuh bantuan, pada saat datang ke lapangan maka yang mengatakan butuh jauh lebih banyak daripada yang ada dalam daftar. Karena banyak sekarang tak punya pekerjaan, banyak yang warungnya tutup," tuturnya.
Untuk itu, lanjut Anies, Pemprov DKI terus melakukan pendataan terhadap warga pra-sejahtera yang juga membutuhkan bantuan. Dia meminta pihak RW untuk melakukan pendataan warga yang membutuhkan bansos, termasuk mencoret data warga yang belum membutuhkan.
"Di sini bagian kita memastikan mereka yang pra-sejahtera baru masuk data yang diupdate. Sehingga pada distribusi berikutnya mereka bisa dapat bantuan juga. Jadi kita sangat terbuka. Bahkan di seluruh wilayah para Lurah membagikan juga pada ketua RW semacam formulir untuk ditambahkan apabila ada warga yang namanya belum masuk, sekaligus juga mencoret ketemu nama yang seharusnya tak menerima," jelas Anies.