Satgas COVID-19 UGM: Mudik Tak Dicegah, Puncak Penularan Corona Usai Lebaran

Satgas COVID-19 UGM: Mudik Tak Dicegah, Puncak Penularan Corona Usai Lebaran

Pasti Liberti Mappapa - detikNews
Selasa, 07 Apr 2020 09:47 WIB
Poster
Ilustrasi (Edi Wahyono/detikcom)

Andono menjelaskan, berdasarkan model tersebut, saat ini transmisi di DKI Jakarta sedang mengalami penurunan. Kalaupun ada penambahan jumlah kasus seperti yang diumumkan pemerintah, lebih disebabkan oleh peningkatan kapasitas deteksi.

Namun yang kemudian menjadi persoalan baru, menurut Andono, jika dalam situasi masih ada transmisi atau proses penularan ini, berlangsung pergerakan orang keluar dari wilayah DKI Jakarta dan kota-kota penyangganya, yang merupakan episentrum COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini bisa menyebabkan terjadinya wabah di kota-kota lain yang mendapatkan kunjungan dari pemudik. Besarannya tergantung berapa besar populasi yang mudik," kata doktor ilmu epidemiologi dan kesehatan masyarakat dari Erasmus University, Rotterdam, Belanda, itu.

ADVERTISEMENT

Dalam perhitungan simulasi, jika para pemudik intensitasnya mulai meningkat pada akhir bulan April, bisa diramalkan akan ada puncak penularan atau transmisi penyakit COVID-19 di sejumlah daerah di Jabar, Jateng, dan Jatim setelah perayaan Idul Fitri mendatang. Idul Fitri diperkirakan jatuh pada akhir Mei.

Puncak transmisi ini sekitar sepekan kemudian akan diikuti peningkatan kemunculan kasus klinis. "Ini yang perlu diantisipasi oleh pemerintah daerah setempat," ujar Andono, yang juga Course Director, Field Epidemiology Training Program (FETP) UGM.

Karena itu, pilihannya ada beberapa skenario. Pertama, menutup jalan keluar Jabodetabek untuk meminimalkan arus mudik seperti yang diharapkan sejumlah pemerintah daerah.

Skenario lain, daerah menutup pintu masuk bagi para pemudik. "Tapi ini tidak mungkin bisa dilakukan karena bertentangan dengan kebijakan nasional," kata Andono.

Alternatif yang paling membantu mengurangi kasus, menurut Andono, pemerintah daerah harus memberi perintah kepada masyarakat untuk melakukan protokol menjaga jarak sekaligus meningkatkan kapasitas deteksi mencari orang-orang yang telah terjangkit.

"Dalam pemodelan, perintah social distancing tanpa delay dan meningkatkan deteksi sampai 5 persen sangat membantu mengurangi kasus sampai 70 persen," ujar pengajar pada Departemen Biostatistik, Epidemiologi dan Kesehatan Populasi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM itu.


(pal/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads