Agus Wibowo mengaku baru tahu mekanisme Kementerian Kesehatan melaporkan data kasus Corona di Indonesia ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Agus menekankan keterbukaan data itu sangat penting.
"Saya juga baru tahu juga kalau Kementerian Kesehatan itu setiap hari melaporkan data ke WHO itu nomor, kemudian jenis kelamin kemudian sama umurnya, sama statusnya seperti apa, baru tahu juga kalau ada data-data seperti itu. Memang masih ada kendala kendala seperti itu," ucap Agus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita coba selesaikan. Karena ini sangat penting sekali data keterbukaan data itu sangat penting sekali," imbuh dia.
Terkait keterbukaan ini, Agus menyebut masyarakat juga perlu diedukasi terkait keterbukaan ini karena, menurutnya, orang terinfeksi virus Corona bukanlah sesuatu yang hina.
Agus kembali mendapat pertanyaan soal adanya kecurigaan di masyarakat tentang data daerah dan data pusat yang tidak sinkron. Dia mengakui hal itu sembari menekankan data yang disampaikan BNPB adalah milik Kementerian Kesehatan. BNPB, kata Agus, punya data sendiri.
"Ya memang betul adanya. Saya juga belum tahu kenapa bisa tidak sinkron, tapi kita punya data dua-duanya. Jadi BNPB mengumpulkan data, baik dari sisi daerah laporannya ada juga kita, dari sisi Kemenkes juga kita punya dua-duanya, kita sandingkan. Tapi yang dipublikasi, karena yang jubirnya Pak Yuri, jadi yang publikasi apa yang disampaikan Pak Yuri itu yang kita publikasikan," jelas Agus.
"Tapi di belakang layar kita punya seluruh data. Kita menggunakan juga dengan provider telekomunikasi kita akan track kita catat seluruh nomor telepon dari kasus positif tadi sehingga kita bisa tahu dengan siapa saja orang ini berhubungan. Jadi kita bisa tahu, tracing-nya kita tahu semua," imbuh Agus.
(gbr/gbr)