Sementara itu, anggota Komisi IX dari Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay juga mendesak pemerintah untuk segera mempertimbangkan usulan lockdown. Usulan itu, menurutnya, didasarkan pada pertimbangan kemanusiaan.
"Usulan ini (lockdown), menurut saya, tidak ada kaitannya dengan politik. Ini murni atas nama kemanusiaan. Karena itu, pendekatannya harus dengan pendekatan nilai-nilai kemanusiaan," ujar Saleh dalam keterangan terpisah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh juga mendesak kepala daerah untuk melaksanakan tanggap darurat nasional. Selain itu, pemerintah juga diminta melarang masyarakat melakukan pertemuan dalam bentuk keramaian, termasuk meliburkan sekolah dan perguruan tinggi.
"Dalam konteks ini, pemerintah mau tidak mau harus meliburkan sekolah dan perguruan tinggi. Kalau harus belajar, perlu dipikirkan bagaimana belajar jarak jauh. Dengan teknologi yang ada, itu sangat mungkin dilakukan. Menteri Pendidikan kita kan paham sekali soal IT. Kalau nanti sekolah diliburkan, Mendikbud tentu sudah siap untuk melaksanakan belajar jarak jauh dan belajar dengan pendekatan teknologi digital," kata Saleh.
"Selain itu, pemerintah diminta untuk melarang masyarakat untuk melakukan pertemuan-pertemuan dalam bentuk keramaian. Sebab, keramaian dan kerumunan diyakini tidak aman bagi mereka yang hadir. Di tempat seperti itu, potensial terjadi transmisi virus Corona," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya mengatakan telah ada 114 ribu orang yang terinfeksi virus Corona di seluruh dunia. Maka dari itu, ia menyebut virus Corona sebagai ancaman pandemi.
Italia sebagai salah satu negara dengan kasus Corona terbanyak bahkan sampai melakukan lockdown. Namun, Jokowi mengatakan RI belum berpikir untuk lockdown.
"Belum berpikir ke arah sana," kata Jokowi.
(azr/jbr)