Kepala BPIP Kembali Jelaskan soal Hubungan Agama dan Pancasila di Komisi II

Kepala BPIP Kembali Jelaskan soal Hubungan Agama dan Pancasila di Komisi II

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 18 Feb 2020 19:49 WIB
Kepala BPIP Prof Yudian Wahyudi
Yudian Wahyudi Foto: Rakean Radhana Natawigena / 20detik
Jakarta -

Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi, kembali meluruskan pernyataannya soal hubungan Pancasila dan agama yang sempat menuai kontroversi. Yudian menjelaskan bahwa agama mengisi Pancasila, bukan sebagai musuh.

Hal itu diungkapkan Yudian dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi II DPR, di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2020). Yudian awalnya mengatakan bahwa Pancasila adalah konsensus tertinggi di Indonesia.

"Tetapi kita beda, kita yang terjajah sekian ratus tahun, tercabik-cabik itu tiba tiba muncul sebagai kekuatan besar yang namanya hari ini NKRI," kata Yudian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nah, saya ingin mengingatkan bahwa kenikmatan ini harus kita syukuri. Nah, cara melihatnya seperti apa, maka saya katakan. Jadi, Pancasila itu adalah konsensus tertinggi di Republik Indonedia ini," imbuhnya.

Yudian lalu mencontohkan bahwa ajaran agama tidak bertentangan dengan sila-sila Pancasila. Yudian menegaskan agama dan Pancasila tidak bisa dipisahkan.

"Jadi saya ulang bahwa, saya meralat pendapat saya, jadi Pancasila tidak mengisi agama, agama yang mengisi Pancasila," ujarnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu menyebut konsep yang ekstrem akan menjadi laknat dalam agama. Yudian pun mengingatkan agar bangsa Indonesia tetap pada konsensus Pancasila.

"Sebab jika tidak kita kelola dengan baik ini akan menjadi laknat, itu maksudnya agama jadi musuh kalau ada orang-orang beragama menggunakan agama secara sepihak, secara ekstrem. Ini menjadi musuh ini yang dimaksudkan. Jadi tujuan saya ke sana sebenarnya," jelas Yudian.

Halaman 2 dari 2
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads