Tri mengatakan pemukulan tersebut terjadi karena para siswa melanggar aturan sekolah. Salah satunya karena terlambat masuk sekolah.
"Awalnya karena telat, karena terus disamping telat ada juga pemeriksaan atribut, pemeriksaan rambut, terkait dengan pemakaian celana, kan ada kewajibannya kan, harus ada bet, harus ada gesper, nggak boleh ininya (ujung celananya) terlalu pensil," Tri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemkot Bekasi juga telah berkoordinasi dengan Pemprov Jabar terkait penanganan kasus ini. Ia berharap agar kejadian serupa tak terulang lagi.
"Tadi (pelaku) sudah dipanggil sudah diperiksa juga, makanya ditengahi," ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Arman, ketika dikonfirmasi detikcom, Rabu (12/2).
Sementara polisi juga turun tangan menyelidiki kejadian viral itu. Polisi telah meminta keterangan I. Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengatakan aksi pemukulan itu bermula karena para siswa telat masuk sekolah. Jumlah siswa yang terlambat mencapai ratusan.
"Ya itu karena (siswa) telat masuk, telat, pintunya ditutup. Yang telat itu banyak ada seratusan, nah gurunya ini emosi, marah gitu ya, spontanlah," tutur Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Arman, Rabu (12/2).
Arman mengatakan polisi berusaha menyelesaikan kasus pemukulan ini secara kekeluargaan. Ia menganjurkan dinas pendidikan juga turun tangan untuk memberikan solusi.
(mea/mea)