KBRI Riyadh Jelaskan soal TKI Lumpuh Beli Tiket Pesawat Sendiri

KBRI Riyadh Jelaskan soal TKI Lumpuh Beli Tiket Pesawat Sendiri

Haris Fadhil - detikNews
Jumat, 17 Jan 2020 16:27 WIB
TKI lumpuh di Saudi akhirnya pulang ke Blitar (Foto: Erliana Riady-detikcom)
Jakarta - Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Pemkab Blitar mengirim surat pengaduan ke Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan KBRI Riyadh soal TKI lumpuh, Anik Widayati, membeli tiket pesawat sendiri untuk pulang. KBRI Riyadh buka suara soal hal itu.

Duta Besar RI untuk Saudi, Agus Maftuh Abegebriel awalnya bicara soal upaya memberikan perlindungan kepada para WNI di transit house. Dia menyebut ada 851 orang WNI yang mengalami masalah dan diberi bantuan selama 2019.

"Selama tahun 2019, KBRI Riyadh setidaknya telah memberikan pelindungan berupa transit house sekaligus upaya penyelesaian permasalahan bagi 851 orang, dengan rincian 163 kasus dari tahun sebelumnya dan 688 kasus pengaduan baru," ujar Agus lewat keterangan tertulis, Jumat (17/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Agus mengatakan ada 620 kasus WNI di transit house yang sudah diselesaikan, termasuk Anik Widayati (AN). Dia pun menceritakan proses Anik datang ke transit house.

"Pada 6 November 2019, AN datang ke KBRI untuk meminta bantuan proses pemulangan karena menderita sakit stroke dan tidak dapat bekerja lagi. KBRI kemudian memberikan pelindungan transit house dan memberikan pelayanan pengurusan exit permit," tulis Agus.

Menurut Agus, Anik datang ke transit house dan melaporkan dirinya memiliki uang SAR 4.500. Dia mengatakan orang-orang yang overstay di Saudi bakal dikenai denda SAR 15.000 dan pembayaran pajak bulanan.

"Dalam masa non-amnesti seperti saat ini, pelanggar overstayer akan dikenai denda sebesar SAR15.000 dan pembayaran pajak bulanan sebagaimana peraturan yang berlaku di Arab Saudi," jelas Agus.

Namun, Anik dan sejumlah WNI lain akhirnya bebas dari denda usai serangkaian proses negosiasi yang dilakukan oleh KBRI Riyadh. Anik kemudian dibantu oleh pihak KBRI untuk membeli tiket pulang ke Indonesia dengan uangnya sendiri.

"Pada 30 Desember 2019, KBRI membantu AN membelikan tiket menggunakan uang AN sendiri seharga SAR 2.184 (sekitar Rp 8 juta). Adapun sisa uangnya diberikan kepada AN saat hendak terbang menuju tanah air," tutur Agus.

Agus menyebut ada aturan soal pembelian tiket dengan uang sendiri bagi WNI yang masih memiliki uang. Menurut Agus, Anik juga sudah diberi tahu soal hal tersebut.

"Saat tiba di transit house, KBRI sudah menegaskan kepada AN bahwa mengingat AN memiliki uang, maka pembelian tiket atas beban AN. Ketentuan ini berlaku untuk semua PMI/WNI yang memiliki uang dan tinggal sementara di transit house," jelas Agus.

Agus mengakui harga tiket tersebut memang termasuk mahal, namun kondisi kesehatan Anik membuat dirinya harus segera pulang. Pihak KBRI pun mengantar dan memastikan kelancaran kepulangan Anik hingga ke Bandara King Khaled di Riyadh.

"Sebagai tambahan informasi, sehubungan dengan program amnesti Pemerintah Arab Saudi, pada 2017 KBRI telah menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) untuk AN. Saat itu, AN tercatat telah overstay dan bekerja secara ilegal, tetapi AN tidak menggunakan kesempatan amnesti tersebut untuk segera kembali ke Indonesia," ujar Agus.

Disnakertrans Pemkab Blitar sebelumnya mengirim surat pengaduan ke Kemlu dan KBRI Riyadh yang isinya berupa pengaduan Anik. Selain itu, Disnakertrans juga menyoroti perilaku oknum Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), yang mengambil uang sakunya saat tiba di Indonesia.

Anik Widayati pun menceritakan proses kepulangannya ke Indonesia di depan Kepala Disnakertrans Pemkab Blitar, Haris Susianto. Petugas KBRI Riyadh disebutnya meminta uang untuk membeli tiketnya pulang ke Indonesia sebesar Rp 8 juta.



Tiba di Bandara Soekarno Hatta, seorang petugas BNP2TKI mendata identitasnya dan memeriksa barang-barang wanita asal Desa Maron Kecamatan Srengat ini. Saat mendata itulah, dua tas kecil Anik diamankan oleh petugas lain yang tidak memakai seragam.

"Dia bilang, uangmu tinggal 1.120 real kan. Saya jawab, oh tidak. Uang saya masih 2.120 real. Lalu saya melihat petugas itu memasukkan uang dari dalam tas kecil saya ke dalam saku celananya. Dan ketika saya hitung lagi, uang saya tinggal 1.120 real," kata Anik di rumahnya Desa Maron Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, Kamis (16/1).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads