Puslabfor Polri pada Selasa (7/1) siang tadi turun ke lokasi untuk melakukan penyelidikan. Dari hasil penyelidikan, diketahui adanya korosi di sambungan baja beton yang mengakibatkan bangunan 4 lantai itu ambruk.
"Ada dari kita menemukan di sambungan daripada besi bajanya itu telah mengalami korosi hampir separuhnya sambungan yang itu mengakibatkan deformasi. Karena beban yang besar dia deformasi melengkung sehingga pada saat tidak kuat maksimum, dia runtuh sebelah ujung sini. Cuma runtuhannya itu masih ada di atas sana tiang betonnya," kata Kabid Balistik Metalurgi Forensik Puslabfor Bareskim, Kombes Ulung Kanjaya usai melakukan pemeriksaan di Jalan Brigjen Katamso, Slipi, Jakbar, Selasa (7/1/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi dari hasil pengamatan dan analisa awal yang bisa kita simpulkan sebagai awal itu akibat adanya difusi daripada air ke dalam struktur beton. Sehingga sambungan-sambungan yang tiang itu telah mengalami pelapukan akibat proses korosi, itu ada barang bukti yang kita temukan banyak," ujar Ulung.
Korosi tersebut mengakibatkan kekuatan tiang beton penyangga berkurang karena bebannya yang besar. Ulung juga menyebut kemungkinan struktur saluran air pada bangunan yang tidak baik sehingga menambah beban bangunan tersebut.
"Terus juga ditambah dengan curah hujan yang mungkin air itu akan karena mungkin di sini strukturnya tidak baik dalam hal penyaluran airnya, sehingga ada air yang terjebak itu menambah beban daripada struktur," sambungnya.
Ulung mengatakan proses korosi baja beton sambungan beton telah berjalan lebih dari tiga tahun. Penilaian tersebut karena korosi sudah memakan hampir separuh baja beton.
Seperti diketahui, gedung yang dijadikan minimarket di kawasan Slipi, Jakarta Barat, ambruk pada Senin (6/1) pagi. Akibatnya, 11 orang luka-luka.
(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini