"Kalau (pompa stasioner) yang terendam ada sekitar 10 lokasi, termasuk di Teluk Gong. Satu rumah pompa itu variasi, ada yang empat unit, ada yang dua, tergantung," ucap Kadis (SDA) Pemprov DKI Jakarta Juaini Yusuf kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (6/1/2019).
Saat ini, Junaini menjelaskan, seluruh pompa dalam keadaan berfungsi. Dia menyampaikan Pemprov DKI memiliki 140 lokasi rumah pompa air. Rumah pompa yang tak terendam rata-rata berada di lokasi yang cenderung tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tonton video Jokowi Perintahkan Jajarannya Terjun ke Bawah Urusi Banjir:
Dia menyampaikan memaksa pompa bekerja dalam kondisi terendam air dapat merusak mesin pompa. Karena itu, saat banjir datang dan merendam pompa, petugas SDA memilih mematikan pompa.
"Namanya air sudah meluap, tentunya setelah air meluap, masuk ke lokasi pompa kita, kan kita harus lakukan pengamanan juga. Awalnya sudah sedot, ketika airnya masuk, ya kita harus mengamankan pompa. Akhirnya kan pompa terendam, tuh. Kalau pompanya terendam, kita nggak bisa dihidupkan. (Kalau dihidupkan) akhirnya jadi merusak pompa," ucap Juaini.
Baca juga: Krisis Iklim dan Banjir Jakarta |
Selain itu, menurut Juaini, tingginya intensitas hujan membuat sungai menjadi penuh, sehingga air meluap.
"Curah hujan cukup ekstrem dari pukul 04.00 WIB (31/1/2019) sampai besoknya (1/1/2020), dan saat itu sungai-sungai yang ada meluap semua. Dan ketika sungai meluap, ya saluran-saluran yang ada di kota dalam lingkungan tentu nggak bisa masuk sungai itu. Itulah akhirnya kembali lagi ke lingkungan itu yang menyebabkan terjadinya genangan," ucap Juaini. (aik/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini