PSI Dapat Laporan Ada Alat Peringatan Dini Banjir Jakarta Tak Berfungsi

PSI Dapat Laporan Ada Alat Peringatan Dini Banjir Jakarta Tak Berfungsi

Tiara Aliya Azzahra - detikNews
Rabu, 05 Mar 2025 03:13 WIB
Disaster Warning System (peringatan dini bencana) milik Pemprov DKI (Dok. BPBD DKI)
Foto: Disaster Warning System milik Pemprov DKI (Dok. BPBD DKI)
Jakarta -

Anggota Komisi C DPRD Jakarta August Hamonangan, menerima laporan alat peringatan dini banjir di Pengadegan, Jakarta Selatan, rusak dan tidak berfungsi. Padahal, saat itu ketinggian air di Bendungan Katulampa mengalami kenaikan.

"Kami mendapatkan laporan bahwa alat pengeras suara yang harusnya memperingatkan warga akan bahaya terjadinya banjir di Pengadegan tidak berbunyi. Padahal, ketinggian air di Bendungan Katulampa pada saat itu sudah mencapai titik yang kritis," kata August melalui keterangan tertulis, Selasa (4/3/2025).

Hingga hari ini, wilayah di Jakarta mengalami banjir akibat luapan Kali Ciliwung setelah mendapatkan air kiriman dari Bogor, Jawa Barat. August lantas mengkritisi ketidakmampuan Pemprov Jakarta memastikan alatnya berfungsi secara optimal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami menyayangkan alat yang begitu mahal harganya ternyata tidak bisa berfungsi dengan baik. Padahal, niatnya adalah untuk memberikan peringatan dini kepada warga. Sehingga, mereka punya jeda waktu untuk bersiap-siap menghadapi banjir," ujarnya.

"Karena alat tersebut tidak berfungsi, maka warga yang tinggal dekat dengan Kantor Kelurahan bahkan tidak siap untuk menghadapi bencana yang akan datang pada saat itu," sambungnya.

ADVERTISEMENT
Anggota DPRD Jakarta sekaligus Politikus PSI August Hamonangan. Foto: Dok. Istimewa.Anggota DPRD Jakarta sekaligus Politikus PSI August Hamonangan. Foto: Dok. Istimewa.

Penasihat Fraksi PSI DPRD DKI ini meminta supaya peristiwa serupa tak terulang. Dia mendorong agar Pemprov Jakarta memastikan betul alat-alat peringatan dini banjir berfungsi dengan baik.

"Jangan sampai hal ini terulang kembali. Pemprov DKI Jakarta harus ingat bahwa keselamatan warga adalah yang utama. Sehingga, mereka harus memastikan alat-alat kesiapan banjir harus berada dalam kondisi yang prima," tegasnya.

Selain itu, August juga mendorong Pemprov DKI Jakarta untuk mengencarkan pembangunan infrastruktur-infrastruktur pengendali banjir di sekitar wilayah ibu kota.

"Pemprov DKI Jakarta juga harus melakukan evaluasi. Kalau pengadaan toa mungkin kurang efektif, mungkin anggarannya bisa difokuskan untuk membangun waduk, polder, dan embung yang bisa berfungsi sebagai tempat parkir air untuk mengurangi kemungkinan air meluap dan mengakibatkan banjir. Selain itu, normalisasi kali-kali juga harus dilakukan terus," terangnya.

Seperti diketahui, banjir merendam sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Banjir terjadi di wilayah Jabodetabek sejak Senin (3/3/2025) malam.

Hujan baru reda sekitar pukul 05.00 WIB, Selasa (4/3/2025). Hujan sepanjang malam itu memicu sungai yang mengalir di Jabodetabek meluap. Akibatnya, rumah-rumah warga di berbagai wilayah terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta melaporkan sebanyak 122 RT dilanda banjir hingga Selasa (4/3) sore. Di pagi hari, ketinggian air di wilayah Kelurahan Gedong, Jakarta Timur, sempat mencapai 5 meter.

(taa/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads