Selain Martinah, Syarifudin, dan Bahrudin, dua korban lainnya, yaitu Santi dan Yanda. Keduanya merupakan pasangan suami-istri.
Santi adalah anak Martinah. Suami Martnah, Yanto juga menjadi korban tewas dalam kecelakaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Satu korban lagi adalah Didit. Dia merupakan putra Bahrudin.
Sebelum kecelakaan, para korban lebih dulu menjenguk Firmansyah di Cibitung. Menurut Firmansyah, para korban memang pulang saat malam hari dari kediamannya.
"Itu, pukul 17.00 WIB mereka telepon (mau ke rumah saya). Sampe sana (rumah saya) pukul 20.00 WIB, udah sampe. Pukul 21.30 WIB pulang. Ya udah kejadiannya di rel Bitung itu," jelasnya.
Firmansyah mengaku sempat menyarankan agar kakak-kakaknya itu bermalam di rumahnya. Namun, Martinah bersikeras ingin pulang.
"Saya bilang, 'jangan pulang dulu', karena di sana kan keadaannya macet kalau sore-sore. Kalau mau malam, malam sekalian, sepi. Cuma, ya Martinah nggak mau, katanya pulang aja, 'ujan, mau ujan', gitu. Jadi dua kali bilang ujan. Dua kali saya tahan, ya udah dia pulang," cerita Firmansyah.
Para korban baru dimakamkan pada Minggu (22/12) siang. Lima korban, yaitu Martinah, Yanto, Bahrudin, Syarifudin, dan Didit dimakamkan di TPU Kemiri, Jalan Rawamangun Muka Raya, Jakarta Timur. Sementara Santi dan Yanda dikebumikan di kawasan Pondok Ranggon.
(zak/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini