Warga lain, Suma'ah asal Kampung Karet, juga enggan kembali tinggal di pinggir pantai. Ia memilih dipindahkan ke lokasi yang lebih tinggi dan menunggu dibuatkan hunian tetap oleh pemerintah.
"Masih trauma, angkat tangan kalau pindah lagi ke sana," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagian warga di huntara mengaku tidak ada pilihan. Mereka terpaksa menempati hunian yang terbuat dari seng.
Untuk fasilitas air, dibuatkan pemandian umum dan tempat mencuci. Namun, ada sebagian warga yang membuat kamar mandi di dalam rumah.
"WC umum ada, tapi rusak dan kalau musim hujan nggak bisa dipakai," kata warga lain bernama Fitriani.
(bri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini