Tak hanya Prasetio, Wakil DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik pun menolak adanya hotel di TIM, meski namanya Wisma TIM. Bahkan Taufik pun sangsi nilai yang disebut Dirut JakPro.
"Mau namanya apa terserah pokoknya ada tempat menginap. Namanya wisma, namanya apa saya kira itu kurang menarik bagi masyarakat. Kalau itu kita hilangkan... Sudah nggak usah ada hotel di situ, Pak," kata Taufik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun fraksi PKS DPRD DKI masih membuka peluang adanya pembangunan hotel itu. Ketua Komisi B, Abdul Aziz dari PKS menyebut tidak menutup kemungkinan desain baru masih memfasilitasi hotel di TIM. Semua tergantung pada diskusi dan penjelasan dari JakPro, dan pemerintah daerah.
"Kita melihat kondisi, karena ini kan berjalan terus ini, kita diskusi sama seniman lagi dan seluruh stakeholder, sebenarnya apa sih yang terbaik untuk para seniman ini, kalau seandainya itu (hotel) jalan terbaik untuk dibangun ya silakan bangun. Jadi kita masih berupa opsi, yang harus kita dalami lagi dari seluruh stakeholder," kata Aziz kepada wartawan usai rapat bersama dengan Komisi B, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Jumat (29/11/2019).
Dalam rapat tersebut, Direktur Utama PT JakPro, Dwi Wahyu Daryoto, mengatakan pihaknya akan menyelesaikan revisi disain dan budget pembangunan ini. Dia mengatakan, pihaknya juga akan mengadakan kunjungan lapangan bagi DPRD DKI untuk melihat lokasi pembangunan.
"Makanya mungkin forum ini nanti mohon izin, saya akan selesaikan revisi desain termasuk revisi substain dan budgetnya karena berubah. Daripada kita mengawang-awang. Nanti mungkin sekalian kunjungan lapangan ke sana, saya presentasikan di kantor TIM untuk yang barunya dalam waktu 1-2 minggu inilah," ucap Wahyu, saat rapat dengan Komis B DPRD DKI.
(rvk/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini