"Karena beberapa pemerintah daerah kalau mereka tetap pada tupoksinya sebagai sesuai aturan di Permendikbud, maka sebenarnya memberikan peluang bagi sekolah-sekolah swasta, di Bogor itu, beberapa sekolah swasta mendapat peserta didiknya banyak. Karena sekolah negerinya terbatas. Lalu mau nggak mau orang tua harus menyekolahkan anaknya kan. Larinya ke mana, ke sekolah swasta," kata Doni Koesoema A di kantor LAN, Jalan Veteran, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (27/11/2019).
Doni pun memberi gambaran mengenai dampak tersebut. Dia mengatakan sering kali membangun sekolah dianggap sebagai solusi masalah persebaran sekolah negeri di beberapa wilayah. Tetapi, menurutnya, hal tersebut dapat berpotensi meminggirkan peran sekolah swasta yang telah ada di daerah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka tahu akses sekolah negeri kurang. Selalu perspektifnya adalah bangun sekolah negeri. Tapi, dari penelitian yang lalu saya jelaskan, misalnya di Bogor, itu memang ada yang memang belum ada di daerah hijau tadi itu belum ada sekolah negerinya. Nah, di daerah itu mereka boleh membangun sekolah negeri. Tetapi ketika di daerah situ sudah ada sekolah swasta. Salah besar, pemerintah nggak boleh membangun sekolah negeri karena nanti akan mematikan sekolah swasta," sambungnya.
![]() Anggota Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Doni Koesoema (Jefrie NS/detikcom) |
Doni menyebutkan, pemerintah seharusnya berinovasi dalam memanfaatkan keberadaan sekolah swasta tersebut. Pemerintah, menurut dia, dapat mengupayakan beasiswa bagi anak usia sekolah yang tidak lolos PPDB sekolah negeri agar dapat bersekolah di sekolah swasta.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini