MUI Ambil Sikap, Pihak Sukmawati Ingin Menghadap

Round-Up

MUI Ambil Sikap, Pihak Sukmawati Ingin Menghadap

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 20 Nov 2019 06:27 WIB
Foto: Megawati Soekarnoputri. (Ismail-detikcom)

Kuasa Hukum Sukmawati, Petrus Selestinus meminta kliennya diundang untuk melakukan klarifikasi. Petrus berharap MUI juga mengundang Divisi Humas Polri sebagai penyelenggara acara, di mana Sukmawati menyampaikan pernyataan itu.

"Jadi MUI sebaiknya mengundang Ibu Sukma untuk mendengar penjelasannya langsung. Juga mengundang pihak Divisi Humas Mabes Polri selaku penyelenggara supaya clear masalahnya. Karena ini kan, seperti Ibu Sukma katakan, ini kerjaan orang iseng, memotong-motong itu, kemudian menyebarkan," kata Petrus, kepada wartawan, Selasa (19/11/2019).

Petrus menegaskan, kliennya siap hadir jika diundang untuk memberikan penjelasan. Apalagi, menurut dia, video yang viral soal pernyataan Sukmawati merupakan hasil editan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Rekaman yang beredar di masyarakat sekarang itu kan kebanyakan video yang sudah diedit, sudah dipotong-potong yang hanya diambil dari kalimat yang kalau orang mendengar pasti kaget. Dan itu bisa masuk dalam kategori peristiwa pidana atau penistaan agama tadi, kalau potongan-potongan itu yang dijadikan pegangan," jelas Petrus.


Oleh karenanya, kuasa hukum Sukmawati juga meminta Polri untuk mencari tahu siapa yang melakukan editing dan menyebarkan video ke ranah publik.

"Jadi sebetulnya baik pihak Ibu Sukma, kuasa hukum, bahkan MUI, harus sama-sama kita cari siapa yang menyebarkan itu, karena kalau smeua pihak membaca dan mendengarkan rekaman itu secara lengkap maka apa yang disampaikan Ibu Sukma itu kan hal-hal yang positif, hal yang dia sekadar mengingatkan kita tak boleh lupa kepada nilai-nilai perjuangan para pahlawan kita. Itulah dia mengangkat, dia menyebut nama Ir Sukarno Bung Hatta," tuturnya.

Petrus mengatakan, jika dalam video versi lengkap, konteks pembicaraan Sukmawati membahas proses perekrutan calon teroris. Dalam forum diskusi itu, lanjut dia, Sukmawati hanya mengulang informasi yang diketahui.

"Jadi bukan dia menyampaikan pandangan bahwa antara Alquran dan Pancasila itu lebih baik atau sebaliknya, tapi dia mengulangi dalam diskusi itu bahwa dia dengar bahwa kelompok radikal dalam merekrut pemula diawali pertanyaan seperti itu. Dan itu bukan soal baru, banyak eks teroris bersaksi bahwa rata-rata itu dipertanyakan pada dua soal itu," imbuhnya.

Lantas apakah Sukmawati akan meminta maaf?

"Kalau minta maaf itu kan tentu harus jelas dulu salahnya di mana. Lebih baik dengarkan dulu rekaman itu secara lengkap dan utuh dan dapatkan dari sumbernya yaitu dari Div Humas Mabes Polri," kata Petrus.

(idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads