Menurut Anies, masalah ini juga muncul di era gubernur sebelum dirinya. Oleh sebab itu, dia tidak mau mewariskan hal ini ke penerusnya nanti.
"Kan ditemukan juga di era-era sebelumnya. Selalu seperti ini. Karenanya, menurut saya, saya tidak akan meninggalkan ini ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena saya menerima warisan nih, sistem ini. Saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya," ucap Anies.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, Anies sedang merancang sistem e-budgeting yang dianggap tidak smart itu. Anies menuturkan nantinya masyarakat dapat memberikan komentar di sistem baru ini.
"Yang akan dilakukan adalah upgrade, agar tetap anggaran itu nanti bisa diakses. Bahkan bukan hanya bisa dilihat, tapi juga bisa memberikan komentar langsung. Kalau saat ini publik itu hanya bisa lihat tapi tidak bisa memberikan (komentar)," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (1/11/2019).
Sistem baru nanti, Anies menekankan akan mengutamakan prinsip transparansi. Anies mengatakan upaya pembaruan e-budgeting bukan baru dilakukan setelah adanya kesalahan penginputan anggaran. Namun, menurutnya, hal ini telah lama disiapkan dan akan diluncurkan pada akhir tahun.
Eks Mendikbud ini menuturkan, sistem e-budgeting ini sama dengan aplikasi yang membutuhkan pembaruan, sehingga dia menegaskan tidak meniadakan, tapi memperbarui.
"Tapi intinya seperti kalau kita memiliki aplikasi, aplikasi selalu mengalami perkembangan, jadi ya normal saja. Jadi bukan mengganti, tapi upgrade. Kalau ganti, pesannya meniadakan, bukan. Tapi meng-upgrade saja, sehingga sistemnya smart," tuturnya.
(idn/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini