Hal senada disampaikan peneliti LIPI, Siti Zuhro. Dia menilai ada dua tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memutuskan mengambil lebih banyak menteri berlatarbelakang profesional dibanding partai politik. Pertama, Jokowi ingin memastikan visi-misinya terlaksana dan yang kedua, dia ingin menunjukkan keseriusannya menata Indonesia kepada publik.
"Tidak tertutup kemungkinan menteri nonpartai dilebihkan sedikit agar mesin kabinet bisa efektif dan pemerintahan yang governability, bisa diwujudkan. Meskipun jumlahnya tidak terpaut sangat banyak, sekaligus ini bisa untuk meyakinkan publik bahwa kabinet Jokowi-Ma'ruf serius akan mengeksekusi program-program kerja sesuai visi-misinya," kata Siti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siti kemudian menyoroti nama-nama lama yang dipakai Jokowi pada masa kepemimpinannya yang kedua. Menurut dia, Jokowi harus mengungkapkan alasannya mempertahankan para pembantunya tersebut karena beberapa dari mereka, sebut Siti, menyumbang sentimen negatif masyarakat terhadap Pemerintah.
"Seyogyanya hasil kinerja kementerian yang tidak memuaskan, maka menjadi catatan penting Presiden dalam merekrut para menteri. Para menteri yang bekerja baik dan mendapat pengakuan publik patut dipertimbangkan untuk dilanjutkan di periode kedua," tutur Siti.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini