Yadi Tewas Saat Demo di DPR, Ibunda Kaget Jenazahnya Bengkak-Berdarah

Yadi Tewas Saat Demo di DPR, Ibunda Kaget Jenazahnya Bengkak-Berdarah

Farih Maulana Sidik - detikNews
Jumat, 04 Okt 2019 21:32 WIB
Ibu Maulana Suryadi, Maspupah, berharap ada pihak yang bertanggung jawab atas meninggalnya putranya. (Farih Maulana/detikcom)


Setelah itu, Maspupah diminta membuat surat pernyataan bahwa pihak keluarga tak bersedia jenazah Yadi diautopsi. Maspupah mengatakan juga diberi amplop oleh polisi.

"Pas keluar dari ruang jenazah, disuruh bikin surat keterangan, tapi yang nulis anak saya yang perempuan namanya Veby. Intinya meninggal karena gas sama asma. Nah, polisi manggil saya secara diam-diam, masuk ke kamar jenazah lagi, ngasih amplop warna putih di depan jenazah anak saya, isinya Rp 10 juta. Pas dikasihkan, ngomong-nya, 'Ini pas ngurus-ngurus anak Ibu,'" kata Maspupah.

Dia mengatakan ada polisi yang mengantarnya pulang. Namun polisi tidak mengantar sampai rumahnya. Pihak keluarga sempat menelepon polisi yang memberi kabar atas meninggalnya Yadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Setelah sampai rumah, bibinya sempat ribut melalui telepon dengan polisi namanya Charles yang pertama telepon ngehubungin saya di telepon, 'Ini kenapa ponakan saya dipukulin begini pada berdarah gini?' Kalau dia membunuh anak saya, saya tidak terima, kalau anak saya meninggal, saya ikhlas, biar dia tenang. Saya nggak terima anak saya diperlakukan kaya binatang. Karena perginya sehat," ungkap dia.

Maspupah mengatakan Yadi adalah tulang punggung keluarga setelah suaminya meninggal. Yadi juga sudah memiliki dua anak yang masih kecil. Dia menuntut tanggung jawab atas meninggalnya Yadi.

"Ya kalau anak saya meninggal secara nggak wajar gitu, tanggung jawab dong. Kalau anak saya meninggal, saya ikhlas. Tapi kalau memang dibunuh sama dia, saya nggak terima," tutur Maspupah.

RS Polri Sebut Tak Ada Darah

Diketahui, Yadi ikut demo di sekitar DPR pada Kamis (26/9). Tim Forensik RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, mengaku tidak menemukan bercak darah selama menangani jasad Maulana Suryadi. Hasil pemeriksaan RS Polri Kramat Jati menyatakan Yadi meninggal karena sesak napas. Pernyataan tersebut menjawab beredarnya kabar bahwa Yadi menjadi korban kekerasan peristiwa bentrokan fisik demonstran dengan aparat di kawasan Senayan, Jakarta Pusat.

"Saat saya terima di kamar mayat, tanda kekerasan saja tidak ada. Badannya bersih, kepala dan badan bersih. Tidak ada jejak kekerasan seperti darah," kata Kepala Instalasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Kombes Edi Purnomo, melalui sambungan telepon kepada Antara, Kamis sore.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan ibu kandung Yadi, Maspupah, sempat mengecek kondisi jenazah korban di RS Polri. Dia mengklaim tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban.

"Ibu kandung melihat sendiri jenazah anaknya di RS Polri," kata Argo saat dimintai konfirmasi oleh detikcom, Kamis (3/10/2019).

(jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads