Hal ini diutarakan Ros (45) ayah dari AR. Ros mengaku sempat terlibat perdebatan dengan putranya itu pada libur Idul Adha pada Agustus lalu. Ketika itu, AR pulang dan menetap selama 5 hari di Kampung Halamannya.
"Dia bahas-bahas soal jihad saat mengobrol, kemudian soal sistem demokrasi di pemerintahan. Saya mengingatkan kalau jihad itu tidak harus berperang. Saya bilang berbakti pada orang tua dan melawan hawa nafsu juga sudah bagian dari jihad," kata Ros melalui sambungan telepon kepada detikcom, Senin (23/9/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ros juga mengatakan pada anaknya, pemerintah akan terus berusaha untuk bekerja melakukan pembangunan demi rakyatnya. Sayangnya apa yang dikatakan Ros malah diabaikan oleh RA yang memilih untuk diam dan tetap kukuh dengan pemikirannya.
"Iya dia malah tidak mendengarkan ketika saya kasih tahu, padahal awalnya kita berdebat soal jihad itu," kata dia.
Secara sikap dan perlakuan, Ros mengatakan tidak ada yang berubah dari diri anaknya itu. Ketika memiliki rezeki lebih AR kerap berkirim uang. Namun setelah 2 tahun saat AR bekerja di Bandung pemikirannya mulai berubah drastis bahkan selalu bercerita soal kelompoknya.
"kalau sama orangtua tetap baik. Ibadah juga rajin. Tapi kadang kalau ngobrol kembali lagi bahas masalah jihad terus membahas kelompoknya, yang menurutnya berdasarkan pada Quran," lirihnya.
Ros menyebut putra sulungnya AR, itu baru menikah dengan S (19) sebulan yang lalu. Terkait keterlibatan putranya dalam kelompok teroris, Ros menduga pemikiran itu diperoleh AR saat tinggal di Bandung.
"Sejak lulus SMP dia pergi ke Bandung untuk bekerja bersama beberapa orang temannya. Kalau di Bekasi itu baru empat bulan. Mungkin pergaulannya di Bandung yang membuat dia punya pemikiran seperti itu dan masuk dalam kelompok tersebut. Saya hanya minta, kalau memang terbukti terlibat proses secara baik dan bina anak saya supaya kembali ke jalan yang benar," ungkapnya.
Lain hal dengan pengakuan salah seorang teman dekat AR yang enggan namanya disebut. Ia mengaku sempat berdebat di media sosial Facebook, AR bersikukuh bahwa apa yang dilakukan ISIS itu tidak salah.
Postingan yang diperdebatkan itu berisi gerakan dan tindakan dari ISIS. Beberapa orang teman AR mengomentari pernyataan dalam postingan tersebut yang ternyata komentar mereka dibalas sinis oleh AR.
"Dari situ saya juga curiga, kenapa AR ini berubah. Sampai seperti membenarkan tindakan ISIS di postingannya. Itu sempat jadi debat panjang di kolom komentarnya. Dari situ saya tidak pernah komunikasi lagi, termasuk teman-temannya yang lain. Tahu-tahu di pemberitaan menyebutkan AR diamankan Densus. Padahal anaknya dulu baik, saya juga kan sempat satu sekolah dengan dia waktu SMP," ucap rekan AR itu.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini