Menurut Jokowi, pernyataan itu menjawab tantangan pembangunan ekonomi ke depan, yakni masyarakat akan makin majemuk dengan keberagaman suku dan etnis. Jokowi mengatakan kemajemukan bisa membuat bangsa ini kaya imajinasi dalam berinovasi.
"Kemajemukan itu bukan semata-mata akibat perkembangan zaman yang tidak bisa kita hindari, tetapi kemajemukan itu adalah sebuah kebutuhan, karena kemajemukan akan membuat kita semakin kaya imajinasi untuk berinovasi. Kemajemukan akan membuat kita semakin matang atau semakin dewasa dan kemajemukan itu akan menjadi satu bagian yang tak terpisahkan dari sebuah kemajuan ekonomi," kata Jokowi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rektor Asing Resmi Masuk Indonesia |
Jokowi mengungkapkan, keberhasilan suatu negara ke depannya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan masyarakat dalam menerima kemajemukan. Untuk itu, dia mengatakan sudah seharusnya Indonesia mampu mengelola perbedaan internal dan hadirnya orang asing yang memberi keuntungan bagi Indonesia.
"Harusnya semakin mampu, semakin dewasa semakin mampu, termasuk semakin mampu mengelola atas hadirnya orang asing yang ingin bekerja sama dengan kita, dengan catatan menguntungkan bangsa ini. Jangan belum-belum sudah (disebut) antek asing, antek Aseng, itu namanya emosi keagamaan, bukan cinta keagamaan, akan saya pakai terus, Pak Quraish," pungkasnya.
(imk/tsa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini