"Kedua adalah keterlibatan gereja terhadap masalah-masalah yang dihadapi oleh umat manusia. Misal soal lingkungan hidup, soal pengungsi, soal kemiskinan, dialog antar imam. Salah satu yang diangkat adalah pimpinan untuk hubungan antaragama. Jelas sekali arahnya ke mana. Salah satu yang juga diangkat adalah sekretaris dia, salah satu disteri. Kalau di sini ya kementerian yang mengusahakan perkembangan manusia integral, integral human development, seksi pengungsi dan perantau. Migran dan perantau. Pengungsi dan migran. Jelas sekali arahnya. Ketiga konsistori ini, pengangkatan ini akan dilakukan pada tanggal 5 Oktober, waktu Vatikan memulai sinode khusus untuk Amazon. Kita semua tahu Amazon maksudnya apa, pasti berkaitan dengan lingkungan hidup. Padahal biasanya konsistori ini dilaksanakan pada bulan November, dimajukan seperti halnya pemimpin-pemimpin sering membuat tindakan-tindakan simbolis ya, ini Paus juga membuat tindakan simbolik. Sebelum memulai sinode tentang Amazon, diangkatlah kardinal-kardinal itu," sambungnya panjang lebar.
Suharyo menilai, pengangkatan dirinya sebagai kardinal bukanlah karena prestasi. Menurutnya tentu pertimbangan Paus karena gereja Katolik di Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dia juga memberikan penjelasan soal ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bahkan ada usaha-usaha bagi Vatikan untuk semakin memahami Indonesia adalah negara yang penduduknya, penduduk muslimnya paling besar di dunia tetapi Islam Indonesia belum begitu dikenal di Eropa, yang lebih dikenal Islam di Timur Tengah. Ada gerakan yang sangat jelas, saudara-saudara kita di Eropa ingin mengenal lebih baik Islam di Indonesia karena memang berbeda," jelas Suharyo.
Alasan yang kedua, menurut Suharyo tentu karena umat Katolik sejak sebelum kemerdekaan sudah mempunya peranan yang berarti bagi perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dirinya mengatakan, tonggak pertama yang tertulis adalah tahun 1922 ketika seorang misionaris Belanda mengatakan dengan tegas bahwa gereja Katolik di Indonesia berpihak kepada orang-orang yang ditindas, yang saat itu disebut sebagai pribumi.
![]() |
"Karena itu, pengamatan saya, pelantikan saya nanti sebagai kardinal itu saya pahami dengan penuh syukur bukan karena pribadi saya, tetapi karena pertama, gereja Katolik di Indonesia yang hidup ini dengan segala macam usaha untuk terlibat di dalam kehidupan bangsa. Kedua adalah penghargaan terhadap realitas kehidupan di Indonesia ini. Inilah yang harus diusahakan terus menerus meskipun begitu banyak tantangannya. kehidupan harmonis yang bisa menjadi tempat belajar bagi negara-negara dan komunitas lain, bahwa perbedaan itu tidak harus sama dengan perpisahan. Tetapi, perbedaan itu yang memperkaya sejarah," ucapnya.
Suharyo menegaskan, hal tersebut perlu dia sampaikan agar perhatian nanti tidak tertuju kepada dirinya, namun kepada gereja Katolik Indonesia dan NKRI.
"Itulah simbol simbolik yang dilakukan oleh Paus, ditunjukkan oleh Paus dengan mengangkat saya menjadi kardinal. Lingkungan Paus yang setiap saat, yang jika dipanggil harus berangkat karena salah satu tugasnya tentu adalah membantu memberikan saran-saran ka;au diminta oleh paus di dalam pelayanan baik di gereja universal atau gereja-gereja setempat yang saya layani seperti gereja Keuskupan Agung Jakarta. Itu saja untuk sementara yang saya sampaikan," katanya.
(hri/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini