Komnas Perempuan Sebut Istri Pelaku Pembunuhan Suami Perlu Digali Akar Kasusnya

Komnas Perempuan Sebut Istri Pelaku Pembunuhan Suami Perlu Digali Akar Kasusnya

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 03 Sep 2019 09:34 WIB
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Komnas Perempuan menilai kejadian istri yang terlibat dalam kasus pembunuhan suaminya seharusnya tak hanya melihat perempuan sebagai pelaku kejahatan, tetapi juga perlu didalami akar persoalan penyebab perempuan melakukan kejahatan.

Komisioner Komnas Perempuan Riri Khariroh mengatakan dalam kasus Aulia Kesuma yang menjadi otak pembunuhan suaminya lantaran memiliki utang perlu dilihat relasi kuasa ekonomi dalam keluarga tersebut. Riri menyatakan dalam kasus itu perlu didalami siapa sajakah yang berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga.

"Soal utang istri untuk modal, ini juga harus didalami, apakah selama ini yang mencari nafkah istri saja atau dengan suami? Bagaimana relasi kuasa ekonomi yang ada?" kata Riri kepada wartawan, Selasa (3/9/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara itu, Riri menyoroti dua hal dalam kasus Sinde Silitonga yang juga menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh sang suami. Dua hal yang disoroti Riri adalah masalah keduanya yang sering bertengkar, juga status Sinde sebagai istri kedua.

"Sering bertengkar, perlu dilacak apakah ada KDRT di situ. Istri kedua, ini kan korban poligami, dan Komnas Perempuan dalam kajian dan pengaduan yang ada melihat bahwa poligami adalah sumber kekerasan terhadap perempuan dan anak," ujarnya.

Riri menjelaskan, Komnas Perempuan selama ini menangani kasus femicida, di mana perempuan menjadi korban pembunuhan yang dilakukan oleh pasangannya. Menurut Riri, kasus femicida biasanya diawali dengan tindakan KDRT yang sudah lama terjadi.

"Komnas Perempuan selama mendalami kasus-kasus femicida, di mana para perempuan dibunuh oleh intimate partners karena ia perempuan, ada kebencian terhadap perempuan, makanya disebut femicide. Biasanya, kasus femicida terjadi setelah ada tindakan KDRT yang cukup lama. Femicida merupakan puncak dari kekerasan terhadap perempuan," jelas Riri.


Seperti diketahui, sepekan belakangan ini, terdapat kasus pembunuhan yang diotaki oleh sang istri untuk menghabisi nyawa suaminya sendiri. Istri-istri ini bahkan sampai menyewa assassin alias pembunuh bayaran untuk bunuh suami.

Mereka ada Aulia Kesuma dan Sinde Silitonga. Kasus Aulia Kesuma geger lantaran suaminya dibunuh lalu dibakar di dalam mobil. Sementara Sinde ingin memberi pelajaran kepada suaminya lantaran sering bertengkar.

Aulia menyewa empat eksekutor untuk menghabisi suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (54) dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana (23). Rupanya Aulia memiliki utang Rp 10 miliar untuk usaha restoran. Aulia disebut berutang dengan jaminan dua sertifikat, yakni rumah dan bengkel, milik suaminya.


Perkara yang menjerat Sinde karena keributan rumah tangga. Sinde membayar dua pria untuk membunuh suaminya karena kerap bertengkar. Namun rupanya target awal hanya untuk sekadar melukai. Pembunuh bayaran itupun hanya menerima Rp 50 ribu per orang.

Kapolres Sungai Api Iptu Yuda Efiar mengatakan dari keterangan istri korban, dia memang sengaja menyuruh dua pelaku untuk menganiaya suaminya.

"Alasan sementara ini, mereka sering bertengkar. Karena Sinde ini statusnya istri kedua," ujarnya.


Sebelum Bunuh Suami, Aulia Gunakan Santet Tapi Tak Mempan:

[Gambas:Video 20detik]

(azr/dkp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads