Ratna Sarumpaet Saat Tahu Hoax Terbongkar: Apa yang Harus Saya Perbuat?

Ratna Sarumpaet Saat Tahu Hoax Terbongkar: Apa yang Harus Saya Perbuat?

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 02 Apr 2019 13:08 WIB
Sidang lanjutan Ratna Sarumpaet di PN Jaksel. (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom)
Jakarta - Saharudin, staf Ratna Sarumpaet, menceritakan situasi setelah pengakuan penganiayaan Ratna Sarumpaet terbongkar sebagai kebohongan. Ratna Sarumpaet sempat bertanya ke stafnya soal tindakan yang harus diambil.

Saharudin menyebut terkuaknya hoax penganiayaan Ratna Sarumpaet bermula dari beredarnya laporan penyelidikan polisi dalam bentuk PDF pada 3 Oktober 2018. Saharudin langsung bergegas ke kamar Ratna Sarumpaet.

"Saya dari kamar langsung berlari ke kamar kakak (Ratna) dan saya gedor pintu kamar kakak. (Saya bilang) 'Ini Kak ada info yang beredar soal kasus Kakak ini, sudah ada pemaparan dari Polda Metro, ini yang mana yang benar? Kakak (Ratna) nggak jawab," ujar Saharudin dalam sidang lanjutan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jl Ampera Raya, Selasa (2/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tak lama setelahnya, Ratna Sarumpaet, menurut Saharudin, mengumpulkan stafnya. Ratna mengakui berbohong soal penganiayaan dan meminta maaf.

"Kakak (Ratna) meminta maaf kepada kami karena telah berbohong. Kakak nanya apa yang harus saya perbuat. Saya lupa antara Rubangi (Ahmad Rubangi, sopir Ratna) atau Pele bilang kakak harus menghubungi menyatakan minta maaf ke prabowo dan lain-lain," tutur Saharudin.


Hakim bertanya kepada Saharudin soal alasan saran agar Ratna meminta maaf ke Prabowo. Saharudin mengaku tak tahu-menahu karena saran itu bukan dari dia.

"Saya nggak tahu karena bukan saya yang mengucapkan," katanya.

Ratna Sarumpaet didakwa membuat keonaran lewat hoax penganiayaan dengan menyebarkan pesan WhatsApp, termasuk mengirimkan gambar wajah lebam dan bengkak yang diklaim akibat penganiayaan.

Padahal kondisi bengkak pada wajah Ratna merupakan efek dari operasi plastik di RS Bina Estetika, Menteng. Ratna, menurut jaksa, dalam dakwaan memfoto dia saat menjalani perawatan medis, lalu menyebarkan foto ditambah keterangan soal terjadinya penganiayaan.

Soal pengakuan penganiayaan ini diterangkan Ahmad Rubangi, sopir Ratna yang juga menjadi saksi dalam persidangan.


Rubangi mengaku mendapat foto wajah lebam Ratna Sarumpaet lewat WhatsApp. Saat pulang, disebut Rubangi, Ratna Sarumpaet memang wajahnya tak normal.

"Ibu juga ngirim foto itu, melalui WA. Fotonya lebam-lebam. Seingat saya beliau bilang habis dipukul orang. Terus ibu menangis, terus ibu istirahat," kata Rubangi di persidangan.

Tapi Rubangi mengaku tak menanyakan lagi soal penganiayaan yang disebut Ratna Sarumpaet. Ratna, menurut Rubangi, mengaku dipukuli 2 orang di Bandung. Tapi belakangan pengakuan ini terbongkar hanya sebuah kebohongan.


Saksikan juga video 'Ratna Sarumpaet Konsumsi Obat Antidepresan Sejak 2016':

[Gambas:Video 20detik]

(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads