Bripka Oky awalnya sedang melakukan kegiatan pengaturan lalu lintas rutin pada Kamis (7/2) pagi. Dia kemudian melihat ada pengendara motor bersama seorang perempuan yang tidak memakai helm.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pinggirkan ke pinggir jalan atas nama Saudara Adi sudah mulai geliatnya, bahwa dia itu mulai emosi, saya tanyakan surat-suratnya, di situ dia sudah mulai emosi," kata Bripka Oky saat berbincang dengan detikcom, Jumat (8/2/2019).
Bripka Oky kemudian menanyakan identitas pelanggar tersebut yang kemudian diketahui bernama Adi Saputra. Saat dimintai surat kendaraan dan SIM, Adi Saputra tak bisa menunjukkannya. Adi bahkan tidak membawa KTP.
Pria itu pun mulai kalap. Dia meluapkan emosi dengan membanting motor yang dikendarainya. Dia mencabik-cabik bodi motor hingga rusak.
"Nah di situ saya tilang, mau dia merusak motornya, biarkan. Pada waktu itu dia keadaan marah parah, karena situasional saya yang tahu yang di lapangan. Jangan sampai ikut terpancing atau terbawa emosi. Saya tilang Saudara Adi," ujarnya.
Bripka Oky bersama rekannya berusaha menenangkan Adi tapi tak dihiraukan. Dia tetap menilang Adi dan membawa motornya itu ke Polres Tangsel sebagai barang bukti.
"Yang bersangkutan tidak mau tanda tangan, dia sudah saya tilang. Ya sudah saya tidak mau maksa karena emosinya masih ada. Saya berusaha untuk memanggil, 'Pak, silakan tanda tangan, Pak silakan tanda tangan.' Sudah tiga kali, dia tidak mau. Ya sudah. Barang bukti saya amankan, saya pungutin, saya telepon ke unit laka untuk bawa motor. Nah saya taruh motor tersebut ke Polres," ujarnya.
Insiden banting-banting motor Adi itu pun terekam lewat video yang viral di media sosial. Banyak netizen yang memuji polisi tetap tenang meskipun sempat tersemprot amarah Adi.
Terkait hal ini, Bripka Oky mengatakan dirinya selalu ingat prinsip setiap prajurit Polri untuk tetap melayani masyarakat. Meskipun sempat tebersit untuk marah, Bripka Oky tetap melaksanakan tugas dengan baik agar penindakan pelanggaran lalu lintas berjalan dengan baik.
"Karena bagi saya, Saudara Adi ini kan masyarakat. Masyarakat itu seperti anak-anak, harus selalu diingatkan. Nah di situ. Saya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat ini. Saya harus mengingatkan dia bahwa dia seperti adik saya atau mungkin teman saya yang harus saya ingatkan. Kalau saya terpancing, apa bedanya saya, polisi, sama yang lainnya, seperti itu. Dalam pikiran saya seperti itu. Tebersit untuk emosi saya ada. Tapi karena saya pelayan masyarakat. Mereka ini kan tidak tahu, tidak sadar bahwasanya undang-undang lalu lintas, seperti helm, STNK, dan lain sebagainya, itu sudah lama diterbitkan. Tapi memang masyarakat ya seperti itu. Lika-liku seperti itu," papar dia.
Sikap sabar dan tetap tenang itu, menurut Oky, selalu diarahkan oleh pimpinan. Menurut dia, pimpinan selalu mengajarkan untuk tidak terpancing emosi dalam setiap melaksanakan tugas.
"Ya itu yang diarahkan pimpinan. Jangan sampai terpancing emosi. Karena sekarang versi sekarang melalui media sosial, mungkin tokoh agama, tokoh masyarakat," ujarnya. (knv/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini