Bukan Duit Tip Rp 1,8 Juta, Ini Fakta Baru Kasus Mayat dalam Lemari

Bukan Duit Tip Rp 1,8 Juta, Ini Fakta Baru Kasus Mayat dalam Lemari

Isal Mawardi - detikNews
Jumat, 23 Nov 2018 16:26 WIB
rekonstruksi kasus mayat dalam lemari di kos korban, Jl Mampang Prapatan VIII, Gang Senang, Jumat (23/11/2018). Foto: Isal Mawardi-detikcom
Jakarta - Polisi menyebut ada fakta baru terkait kasus pembunuhan pemandu lagu karaoke Ciktuti Iin Puspita. Polisi menyebut cekcok bukan terkait duit titipan pelanggan Rp 1,8 juta sebagaimana keterangan awal tersangka.

"Ada fakta-fakta baru," kata Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Indra Jafar usai rekonstruksi kasus mayat dalam lemari di kos korban, Jl Mampang Prapatan VIII, Gang Senang, Jumat (23/11/2018).

Pertama, korban, tersangka perempuan berinisial NR dan satu orang perempuan lain, rupanya karaoke bersama, tapi bukan di tempat korban dan NR bekerja. Tempat karaoke ini masih ditelusuri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka (korban, NR, seorang perempuan lain) datang (ke tempat karaoke) dan sudah janjian dengan 4 orang," kata Indra.

Siapa perempuan dan 4 orang yang bertemu di tempat karaoke, Indra tak menyebutkannya. Namun saat karaoke itu, ada janji soal pemberian duit. Siapa yang menjanjikan dan terkait apa janji uang itu, Indra tak menjelaskan.






"Di situlah ada semacam janji atau dialog mereka, ada yang menjanjikan sejumlah uang. Tapi justru sebenarnya yang Rp 500 ribu itu (sudah) diberikan kepada pelaku, ke NR," ujar Indra.

Tapi diduga duit Rp 500 ribu yang diberikan ke NR dianggap kurang. Sebelum cekcok ini, YAP, NR dan korban yang tinggal dalam satu kamar kos juga pernah cekcok.



 rekonstruksi kasus mayat dalam lemari di kos korban, Jl Mampang Prapatan VIII, Gang Senang, Jumat (23/11/2018). rekonstruksi kasus mayat dalam lemari di kos korban, Jl Mampang Prapatan VIII, Gang Senang, Jumat (23/11/2018). Foto: Isal Mawardi-detikcom



Korban menuru Indra pernah meminta pelaku pergi dari kamar kos. Namun pasangan YAP dan NR belum mau pindah kos karena merasa uang yang dimiliki tidak cukup.

"Mereka merasa uangnya masih kurang untuk pindah kos-kosan. Makanya berharap sama uang (pemberian) itu tapi kok cuma dikasih Rp 500 ribu gitu. Jadi seolah-olah intinya mereka ingin mendapatkan uang lebih," tegas Indra.





Setelah cekcok lewat telepon gara-gara duit ini, korban datang ke kos dan marah. "Nendang pintu itu untuk mengusir (pelaku)," sambungnya.

Selain urusan uang yang dianggap kurang, pelaku pembunuhan juga menyebut korban kerap mengeluarkan perkataan yang menyinggung.

"Mereka merasa tersinggung. Menurut pengakuan tersangka, korban ini sering mengeluarkan bahasa yang membuat tersinggunglah," sambung Indra.



Tonton video 'Sejoli Pembunuh Ciktuti Tiba di Jakarta':

[Gambas:Video 20detik]


Bukan Duit Tip Rp 1,8 Juta, Ini Fakta Baru Kasus Mayat dalam Lemari
(fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads