Timses: Prabowo-Sandi Selalu Tobat, Tidak Harus Diumbar-umbar

Timses: Prabowo-Sandi Selalu Tobat, Tidak Harus Diumbar-umbar

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Rabu, 14 Nov 2018 14:22 WIB
Foto: Wasekjen PAN Faldo Maldini (dok. Facebook)
Jakarta - PSI meminta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertobat dan hijrah. Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga menyindir balik PSI.

"Senang adanya imbauan tobat dan hijrah, ajakannya semakin religius. Semoga setelah ini ada imbauan salat berjemaah juga dari pendukung petahana. Ini bagus saya kira ketika ada partai pendukung petahana yang baru saja menolak peraturan bernuansa syariah," ujar juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Faldo Maldini, kepada wartawan, Rabu (14/11/2018).


Faldo mengatakan, selama ini, masalah tobat seseorang merupakan hal yang personal. Selama ini, katanya, Prabowo-Sandiaga juga telah bertobat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Prabowo dan Pak Sandi selalu bertobat kepada Tuhan, Allah SWT. Itu tidak harus diumbar-umbar kepada publik, tanpa juga harus ada yang desak-desak. Jadi pemimpin itu pahalanya besar karena bisa bantu banyak orang, tetapi dosanya juga besar kalau buat salah yang berakibat buruk kepada banyak orang. Itu konsekuensi dari jalan yang sudah ditempuh," tuturnya.


Faldo juga mengatakan, sikap Prabowo-Sandiaga yang meminta maaf pasca melakukan kesalahan merupakan sikap yang kesatria. Seharusnya sikap itu menjadi contoh di masyarakat.

"Kalau pemimpin salah, lalu minta maaf dan meniatkan di dalam hati sungguh-sungguh untuk mengabdi kepada bangsa, saya kira itu akan jadi contoh buat masyarakat. Kalau pemimpin dan pendukungnya merasa benar terus, membenar-benarkan terus, jangan heran bangsa ini makin sulit untuk saling bicara satu sama lain," ujar Faldo.

PSI meminta Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bertobat dan hijrah. Ini menyusul beberapa blunder yang dilakukan pasangan nomor urut 02 itu.

"Dalam masa kampanye yang berlangsung sekitar satu setengah bulan, Pak Prabowo dan Pak Sandi sudah tiga kali melakukan kesalahan fatal dan berujung dengan minta maaf," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni dalam keterangan tertulis, Rabu (14/11).

Tiga permintaan maaf yang dimaksud itu adalah soal hoax Ratna Sarumpaet, pernyataan Prabowo soal 'tampang Boyolali', dan Sandiaga yang melangkahi makam sesepuh NU. Pria yang akrab disapa Toni ini menyebut permintaan maaf saja tidak cukup.


Saksikan juga video 'Cak Imin Dipolisikan, Kubu Prabowo Pesimis akan Proses Hukum':

[Gambas:Video 20detik]

(mae/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads