"Ya. Kita dalami lah (laporannya)," kata Kapolsek Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono kepada detikcom, Jumat (2/11/2018).
Kejadian bermula saat Martha menjajakan minuman di sekitar kawasan GBK, Sabtu (27/10) malam. Petugas sekuriti GBK kemudian menertibkan para penjual karena esok harinya ada kegiatan Jakarta Marathon.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan keterangan sekuriti, Lukman menyebut Martha tidak mau ditertibkan dari lokasi itu. Martha mengaku sudah lama berjualan di sana.
Namun, Lukman menegaskan kawasan itu bukan merupakan tempat untuk berjualan. Percekcokan antar-keduanya pun tak terhindarkan.
"Info dari sekuriti, mereka ini diusir, nggak mau. Malah ngajak ribut gitu lho. Terus ya sebetulnya saat ini mereka saling lapor, yang sekuriti bilang dipukul, dari pihaknya ibu itu ngaku dipukul. Jadi sama-sama ini," tuturnya.
"Memang sudah lama (jualan) tapi kan mungkin selama ini dikasih toleransi dan pada saat itu ada event, ya mau nggak mau, mereka harus... Sebenarnya nggak boleh jualan di situ," sambung dia.
Lukman menuturkan Martha dan sekuriti GBK mengaku merasa dipukuli. Keduanya pun saling membuat laporan polisi.
"Sama-sama mengaku merasa dipukul, karena percekcokan itu nggak tahu siapa yang mukul duluan, saling mukul," ujarnya.
Namun, sambung Lukman, tak ada bekas luka akibat pemukulan di tubuh kedua belah pihak. Saat ini polisi masih mendalami mengenai dua laporan tersebut.
"Kita masih dalami dulu. Tapi sebetulnya kalau terjadi penganiayaannya sih sama-sama nggak meninggalkan bekas. Jadi ya mungkin penganiayaan ringan. Secara kasat mata nggak kelihatan bekas," ujarnya.
Saksikan juga video 'Pelaku Pemukulan Anak Menpora Dikenai Wajib Lapor':
(knv/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini