"OK Otrip telah diuji coba, dua kali diperpanjang. 15 Juli ini selesai. Baru dua operator yang bergabung. Setelah itu baru juga, dari 30 trayek, kalau nggak salah 6 trayek. Terus dari jumlah kendaraan yang ditargetkan 2.687 itu, baru jumlahnya nggak nyampe seratus. Ini persentasenya masih sangat rendah dan kita akan terus genjot," kata Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (5/7/2018).
Sandiaga menyebut salah satu kendala program OK Otrip sehingga para operator enggan bergabung adalah insentif untuk sopir. Karena itu, Gubernur DKI Anies Baswedan memerintahkan jajarannya di Dishub dan PT TransJakarta mencari cara agar operator mau bergabung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi mudah-mudahan mendapat dukungan dari teman-teman semua. Jadi tugasnya Dishub dan TransJakarta untuk bekerja sama dengan Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa (BPPBJ) DKI untuk mendapatkan formulanya dengan LKPP agar operator ini bisa masuk," imbuhnya.
Menurut Sandiaga, implementasi program OK Otrip tidak berjalan maksimal karena ada ketidakharmonisan di kalangan internal Pemprov DKI. Dia pun secara khusus meminta pihak Dishub dan TransJakarta bekerja sama.
"Padahal yang terjadi itu adalah ketidaksinkronan internal kita di Pemprov sendirian antara Dishub dan TransJakarta. Jadi kita minta ini diperbaiki ke depan dan kita mohon maaf atas keterlambatan ini dan kita akan percepat," ucap Sandiaga. (zak/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini