"Saya tadi sudah jelaskan ke Pak Gembong pas paripurna. Saya pijit ini Pak Gembong. 'Pak, lapor, sudah pulang dari jalan-jalan.' Tapi saya tidak mau masuk ke dalam polemik jalan-jalannya. Pak Gembong mungkin ada benarnya. Saya jalan total campur lari 57,8 km dalam 5 hari. Karena tiap hari saya lari 8 km," kata Sandiaga sambil tertawa di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (2/7/2018).
Sandiaga mengklaim ada hasil dari kunjungan kerjanya ke AS. Untuk menghindari tuduhan jalan-jalan seperti yang disampaikan Gembong, Sandiaga bahkan mengajak pihak DPRD ikut dalam kunjungan kerja ke Moskow, Rusia, mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga menuturkan kunjungan kerja ke luar negeri memang diagendakan dan dianggarkan Pemprov DKI. Dia pun bersedia jika harus membiayai sendiri kunjungan kerja tersebut.
"Kalau misalnya ini tidak diperbolehkan, ya, jangan dibikin nomenklatur kunjungan. Atau, kalau boleh kunjungan gubernur sama wakil gubernur sama timnya tapi bayar sendiri, gitu, ya boleh saja. Boleh seperti itu gitu. Tapi kan ini kan sudah dianggarkan di setiap tahun," tutur Sandiaga.
Sebelumnya, Gembong Warsono menyebut kunjungan kerja Sandiaga ke AS hanya jalan-jalan. Menurutnya, jika memang kunjungan tersebut untuk meninjau sistem yang dianggap berguna untuk Jakarta, mengapa tidak mendatangkan ahli yang membuat sistem tersebut ke Ibu Kota.
"Kalau untuk era sekarang, saya rasa sudah nggak perlu (kunjungan ke luar negeri). Jadi itu, ya, jalan-jalan sajalah. Jalan-jalan saja itu," kata Gembong kepada wartawan, Senin (25/6) pekan lalu.
"Persoalan yang ada di suatu negara bisa dipelajari lebih detail kalau kita memanggil mereka ke sini. Ahli dari sana di-hired ke sini. Dampaknya akan jauh lebih bermanfaat daripada kita ke sana. Ketika kita panggil ahli dari sana, mereka bisa melihat secara langsung persoalan-persoalan di Jakarta," imbuhnya. (zak/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini