Sekitar sepekan menjelang pencoblosan Pilkada 2018, Prabowo Subianto makin sering muncul ke publik secara langsung maupun lewat tayangan video. Prabowo melempar kritik terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo, mulai soal utang, lemahnya TNI, hingga harga LRT.
Baca juga: Manuver Kontroversial Prabowo |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti juga Pak SBY, Pak Prabowo sedang menyerang pemerintah untuk membantu memenangi pilkada-pilkada. Kan, lusa coblosan. Semua orientasinya pilpres, sih. Jadi, kalau calon-calonnya menang, bisa untuk investasi politik," kata Eva kepada detikcom, Senin (25/6/2018).
Penerawangan PDIP itu ditepis oleh Gerindra. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan kritik ketua umumnya kepada pemerintah bukanlah hal yang baru. Selama ini Prabowo terus menyampaikan keprihatinannya atas kondisi bangsa dan negara Indonesia.
"Pak Prabowo kan dari dulu selalu menyampaikan. Hal ini bukan baru. Jadi sudah bertahun-tahun menyampaikan hal ini. Jadi tidak ada yang baru kecuali datanya yang baru. Tapi menyampaikan concern keprihatinan ini sudah lama sekali. Jadi saya kira tuduhan itu tidak tepat," kata Fadli di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (25/6/2018).
![]() |
Hingga tiba pada hari pencoblosan, kejutan datang dari pasangan Sudrajat-Syaikhu dan Sudirman Said-Ida Fauziyah di pilkada. Di luar dugaan dan prediksi survei, suara kedua pasangan itu melejit.
Hasil quick count Pilgub Jabar versi SMRC pada Rabu (27/6/2018) dengan data terkumpul 100 persen menempatkan Sudrajat-Syaikhu di posisi kedua dengan raihan 29,58% suara.
Padahal, sebelum pemilihan, SMRC menyebut Sudrajat-Syaikhu hanya memperoleh 7,9% suara lewat metode simulasi kertas suara yang diberikan responden. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan pada 22 Mei hingga 1 Juni 2018 dengan sampel 820 orang, metode multistage random sampling dengan jumlah proporsional. Sedangkan toleransi kesalahan (margin of error) survei diperkirakan Β± 3,5% pada tingkat kepercayaan 95 persen, dengan asumsi simple random sampling.
Tonton juga 'Gelar Nobar Quick Count, Golkar Sikapi Pertemuan Zulhas-Prabowo':
![]() |
Hal serupa terjadi pada pasangan Sudirman Said-Ida Fauziah, yang diusung Gerindra, di Pilgub Jateng. Pada survei, jarak Sudirman dengan pesaingnya, yaitu Ganjar Pranowo-Taj Yasin, jauh, tapi hasil quick count menampilkan angka berbeda.
Survei SMRC pada periode 23 Mei hingga 30 Mei 2018 2018 menunjukkan elektabilitas Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen 70,1% dan Sudirman Said-Ida Fauziah 22,6%. Sementara itu, berdasarkan hasil quick count SMRC, Ganjar Pranowo-Taj Yasin memperoleh 52,58% suara, sedangkan Sudirman Said-Ida Fauziyah mendapat 41,42% suara.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby, menilai naiknya suara pasangan ini dipengaruhi sosok Prabowo Subianto. Ketokohan Prabowo menjadi penentu.
"Sangat besar. Dari sisi pengalaman hasil Pilpres 2014, di sana (Jabar) Prabowo menang atas Jokowi. Di survei-survei memang pendukung Prabowo loyal terhadap siapa yang didukung Prabowo," ujar Adjie kepada wartawan di kantor LSI, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (27/6/2018).
"Maka kita lihat pasangan Asyik sering coba tegaskan kedekatan itu bahwa mereka adalah pilihan Prabowo, misalnya di debat muncul kaus ganti presiden," imbuh dia.
Sementara itu, Gerindra tetap percaya diri meski perolehan suara jagoannya kalah. Bahkan Gerindra menganggap hasil Pilgub Jabar dan Jateng sebagai kemenangan oposisi.
"Pilkada Jabar dan Jateng adalah kemenangan perlawanan oposisi," kata Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono kepada wartawan, Kamis (28/6/2018).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini