KPK Surati Jokowi soal RKUHP, NasDem: Tidak Etis Sama Sekali

KPK Surati Jokowi soal RKUHP, NasDem: Tidak Etis Sama Sekali

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 02 Jun 2018 17:17 WIB
Taufiqulhadi (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Anggota Panitia Kerja (Panja) Revisi KUHP, Taufiqulhadi, menyebut sikap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak etis selama pembahasan RKUHP. Sikap tidak etis yang dimaksud termasuk menyurati Presiden Jokowi tentang sikap KPK yang meminta delik korupsi dikeluarkan dalam RKUHP.

"Sikap KPK tersebut, menurut saya, tidak etis sama sekali. Dia adalah anggota lembaga. Dia bukan pembuat undang-undang, tapi dia pelaksana undang-undang. Kalau mereka tidak setuju, ya keluar dari KPK, bukan mempengaruhi Presiden. Jangan kemudian mengirim surat, melakukan tekanan, itu menurut saya tidak etis. Saya menyerukan berhenti melakukan tekanan," kata Taufiqul di Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (2/6/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Taufiqulhadi kemudian menyebut KPK sebagai lembaga yang aneh dan merasa eksklusif. Dia mencontohkan saat rapat diadakan, seluruh pimpinan lembaga negara hadir. Hanya pimpinan KPK yang tak hadir. Kemudian di ujung perumusan RKUHP, lanjut Taufiqulhadi, KPK bereaksi menolak.

"Lembaga ini menurut saya lembaga yang sangat aneh. Ketika kita melakukan pembahasan ini, pemerintah menghadirkan semuanya, anggota lembaga lain. Misalnya Kejaksaan, BNPT, BNN. Semua hadir. Yang tidak mau hadir itu KPK. Karena dia menganggap berbeda dengan lembaga lain. Kemudian sekarang mereka persoalkan hal-hal seperti itu. Kalau dibiarkan badan yang tidak punya etika seperti itu, itu akan merusak persoalan legislasi," tandas Taufiqulhadi.

"Yang dilakukan KPK itu meneror, melakukan tekanan, tidak mau diajak bicara, kemudian di belakang tiba-tiba mengatakan tidak setuju. Kalau lembaga lain kepala atau pimpinannya, kalau KPK hadirkan entah siapa, saya tidak tahu," sambung dia.



Absennya pimpinan KPK, tambah Taufiqulhadi, menghambat agenda pembahasan RKUHP.

"Yang ketika kemudian kita menanyakan 'bagaimana sikap KPK?', dia (perwakilan pimpinan KPK) mengatakan 'kami belum bisa menyatakan pendapat karena kami belum tanya ke pimpinan di sana'," tandas Taufiqulhadi. (aud/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads