Saat Politikus PDIP Temui Habib Rizieq, Jokowi Bertemu PA 212

Saat Politikus PDIP Temui Habib Rizieq, Jokowi Bertemu PA 212

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Kamis, 26 Apr 2018 05:35 WIB
Foto: Dok. Pribadi Erwin Moeslimin
Jakarta - Politikus PDIP Erwin Moeslimin Singajuru bertemu dengan Habib Rizieq Syihab di Mekah, Arab Saudi. Sementara itu, Presiden Joko Widodo pada Minggu (22/4) lalu bertemu dengan Persaudaraan Alumni (PA) 212 di Istana Bogor. Entah berhubungan atau tidak, namun dua pertemuan itu sangat berdekatan waktunya.

Saat dikonfirmasi, Erwin membenarkan bertemu dengan Habib Rizieq di Mekah. Dia berada di Arab Saudi untuk menjalankan ibadah. Saat dikonfirmasi detikcom pada Senin (23/4) Erwin mengatakan bertemu Habib Rizieq pada malamnya.

"Silaturahim, tadi malam, di kediamannya (Habib Rizieq), di Mekah. Bicara kemaslahatan umat," jelas Anggota Komisi VIII DPR itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Tampaknya masih ada pembicaraan lebih lanjut antara Erwin dengan Habib Rizieq. "Itu dulu, nanti ada kelanjutannya," tambah Erwin.

Foto Erwin saat bertemu Habib Rizieq beredar melalui aplikasi percakapan WhatsApp. Tampak Habib Rizieq duduk di tengah, sementara Erwin di sisi kirinya. Terlihat satu orang lagi dalam foto.


Pada Minggu (22/4) Presiden Jokowi bertemu dengan Persaudaraan Alumni 212 di Istana Bogor. Jokowi mengatakan pertemuan tersebut berlangsung dalam suasana akrab.

Ada 4 pengurus PA 212 yang bertemu Jokowi di Istana Bogor. Dari foto yang diterima detikcom, Selasa (24/4), Jokowi terlihat berada di salah satu ruangan masjid. Dia terlihat memakai kemeja lengan panjang berwarna putih, celana panjang, dan peci berwarna hitam. Pin presiden tersemat di bagian dada kanan kemeja putihnya.

Jokowi berdiri diapit pengurus Persaudaraan Alumni 212, di antaranya Al-Khaththath, Sobri Lubis, Usamah Hisyam, Slamet Maarif, dan Yusuf Marta. Para pengurus Persaudaraan Alumni 212 itu terlihat berbincang dengan Jokowi.

Saat Politikus PDIP Temui Habib Rizieq, Jokowi Bertemu PA212Foto: dok. Istimewa
Pertemuan diawali dengan salat zuhur berjemaah. Selanjutnya, Jokowi dan para ulama PA 212 itu makan siang bersama.

"Diawali salat jemaah, zuhur bersama, makan siang bersama, kemudian selesai," kata Jokowi saat ditemui usai pelepasan ekspor perdana mobil Mitsubishi Xpander di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (25/4).


Jokowi mengatakan pertemuannya dengan PA 212 sama saja dengan pertemuan para ulama dan ustaz dari berbagai kalangan dan wilayah Indonesia. Tujuannya untuk menjalin tali persaudaraan dan persatuan.

"Mengenai pertemuan hari Minggu saya kan hampir setiap hari, tiap minggu ke pondok pesantren bertemu ulama, mengundang ulama ke Istana. Untuk apa? Semangatnya adalah menjalin tali silaturahmi dengan para ulama, habib, kyai, ustaz dari seluruh provinsi yang ada di tanah air, menjalin persaudaraan ukhuwah kita dalam rangka menjaga persaudaraan, persatuan di antara kita," kata Jokowi.


Jokowi berharap pertemuan tersebut bisa menjadi penyelesaian persoalan yang ada di masyarakat. "Sehingga, kita harapkan dengan tersambungnya silaturahmi, beriringnya ulama, umara, dapat selesaikan banyak masalah problem yang ada di masyarakat, di umat. Selesaikan bersama-sama," ujar Jokowi.

Sementara itu, PA 212 menegaskan tidak ada pembahasan politik dalam pertemuan dengan Jokowi di Istana Bogor. PA 212 yang diwakili Tim 11 hanya membicarakan masalah kriminalisasi ulama.

"Pertemuan kami tidak ada pembicaraan dukung mendukung dan lain sebagainya. Pertemuan kami hanya khusus membicarakan masalah ketidakadilan kriminalisasi yang dialami para ulama, habaib dan tokoh-tokoh umat Islam," kata Ketua Umum GNPF Ulama Yusuf Muhammad Martak dalam jumpa pers di Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (25/4).


Yusuf Martak pun menyinggung pertemuan para ulama dengan Presiden Jokowi beberapa bulan lalu. Saat itu, Jokowi, menurut dia, menginstruksikan Menko Polhukam guna menindaklanjuti permasalahan terkait dugaan kriminalisasi ulama.

"Namun setelah berjalannya waktu 9 bulan, tidak ada kasus-kasus menimpa ulama bisa dieselesaikan dengan baik. Sedangkan laporan laporan penistaan terhadap para ulama para habaib bahkan kitab suci umat Islam tidak satu pun mendapat proses akurat, bahkan cenderung di olor-olor," sambungnya.


Dia membandingkan tindak lanjut atas laporan terhadap terduga penista agama yang menurutnya tidak serius ditangani. Persoalan-persoalan ini yang disampaikan langsung kepada Jokowi dalam pertemuan hari Minggu (22/4).

"Jadi kita para Tim 11 tidak pernah berpikir untuk bicara calon- mencalonkan dan tidak ada keterkaitan dengan Pileg dan Pilpres maupun Pilkada. Jadi kita fokus masalah kriminalisasi," tegasnya.

"Bahkan kita tanya ke presiden tentang proses (hukum) tidak ada dasar, tidak ada unsur hukum tapi dipaksakan. Presiden meminta pendapat dari kami apa yang harus saya lakukan, apa yang bisa saya sampaikan kepada aparat dan saya selama ini memang benar mendapat informasi hanya sepihak tidak mendapat informasi dari kedua pihak," ujar Yusuf mengutip pernyataan Jokowi dalam pertemuan. (nvl/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads