"Sekarang dari Direktorat Kriminal Khusus Polda Kalimantan Timur sudah minta keterangan beberapa orang terkait karena memang ini ada dugaan kelalaian yang menimbulkan korban," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (20/4/2018).
![]() |
Ditanyai pihak mana yang diduga melakukan kelalaian, Setyo mengatakan penyidik masih belum menarik kesimpulan. Dugaan kelalaian bisa dari pihak Pertamina, bisa juga dari pihak kapal-kapal lain yang bersandar dekat pipa gas Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedang diteliti apakah dari perusahaan, dalam hal ini Pertamina atau dari kapal-kapal yang sedang sandar? Itu kita belum bisa memastikan. Tapi sedang dilakukan penelitian lebih lanjut termasuk minta keterangan ahli," jelas Setyo.
Patahnya pipa Pertamina menyebabkan kawasan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, tercemar minyak. Diperkirakan ada 40 ribu barel minyak mentah yang tumpah ke perairan tersebut.
"Volume tumpahan belum dihitung secara detail. Tapi indikasinya sekitar 40 ribu barel, kurang-lebih. Tapi detailnya nanti tunggu investigasi," kata Direktur Pengolahan Pertamina Toharso di DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (10/4).
![]() |
Toharso menambahkan, pipa yang patah itu menyalurkan minyak dari Lawe-Lawe menuju kilang di Balikpapan. Pipa yang bocor tersebut, ujarnya, terputus sepanjang 30 cm, kemudian terseret hingga 120 meter dari posisi awal. Meski begitu, pada dasarnya pipa tersebut masih dalam kondisi layak pakai.
Terkait dampak kebocoran seperti laut yang tercemar dan ganti rugi, pihaknya mengaku sedang dalam tahap penyelesaian. Nantinya, dana tersebut akan diambil langsung dari kas Pertamina.
Kejadian ini menelan lima orang korban jiwa dan kerusakan lingkungan. Pencemaran minyak akibat patahnya pipa Pertamina di kawasan Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, itu terjadi pada Sabtu (31/3) lalu. (aud/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini