Yusril mengaku saat itu ditugasi untuk menjelaskan masalah tersebut kepada Jokowi, yang saat itu merupakan presiden terpilih. Lewat telepon, Yusril lalu memaparkan hal tersebut kepada Jokowi. "Saya katakan kepada Pak Jokowi bahwa saya akan membantu menjelaskan permasalahan ini ke publik," ungkapnya.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepada wartawan yang menanyakan masalah adanya keinginan agar pilkada kembali lagi ke DPR, saya kisahkan kembali peristiwa di atas. Saya sama sekali tidak menyinggung bagaimana pendirian Pak Mahfud mengenai pilkada ini, apa beliau setuju pilkada langsung atau cukup melalui DPRD. Mungkin ada yang mengembangkannya ke arah seolah-olah saya 'menuduh' bahwa Pak Mahfud adalah pendukung pilkada langsung. Akibatnya, muncullah reaksi Pak Mahfud bahwa ucapan saya 'tendensius', 'menyesatkan' dan sejenisnya," ujar Yusril.
"Saya mohon maaf kalau berbagai penulisan di media kemudian menimbulkan kesalahpahaman reaksi sedemikian rupa khususnya dari Pak Mahfud," sambungnya.
Setelah kultwit panjangnya, Mahfud mengaku juga sudah berkomunikasi langsung dengan Yusril. Dia pun memastikan perbedaan pendapatnya dengan Yusril sudah selesai.
"Perbedaan pendapat saya dengan Pak @Yusrilihza_Mhd sudah selesai. Masalahnya clear, ada media yang mengembangkan interpretasinya sendiri di luar yang dikatakan Pak Yusril. Saya sudah berkomunikasi dengan Pak Yusril. Kami adalah sahabat akademis yang sama-sama pernah memimpin institusi/kementerian bidang hukum," tulis Mahfud lewat Twitter, Jumat (13/4/2018).
(imk/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini