Ungkapan itu disampaikan Tyas saat bertemu dengan Wakil Rektor IV bidang Kerjasama Unsri, Muslim, yang didamping Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan, Zulkarnain, pada Selasa 3 April 2018.
Tyas yang kuliah semester II jurusan Ekonomi Pembangunan FE Unsri itu mengakui peran yang dilakukan saat terjadinya insiden pembunuhan sadis pada 15 Februari lalu. "Dia sudah mengakui perbuatannya itu, dia juga mengaku menyesal karena ikut terlibat. Alasan utamanya adalah karena salah pergaulan, jadi murni kriminal dan tidak ada kaitan dengan kampus. Dalam waktu dekat kita berhentikan," kata Muslim.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akibat perbuatannya itu, Tyas akan dikeluarkan dari kampusnya. Untuk proses pemberhentian, kampus akan meminta surat rekomendasi dan penetapan status tersangka Tyas dari kepolisian. Dari surat rekomendasi itu, akan langsung diputuskan nasib Tyas sebagai mahasiswa.
Dari pantauan detikcom, Tyas terlihat tertunduk lesu saat keluar dari ruangan Direktur Reskrimum usai menemui kedua perwakilan kampusnya. Tak ingin banyak berkomentar, Tyas langsung menuju tangga dan kembali ke ruang tahanan Mapolda Sumsel.
Kasus ini berawal saat Tri Widyantoro menjadi korban perampokan dan pembunuhan saat menerima orderan Go-Car pada 15 Februari lalu. Hampir 2 bulan keberadaanya tidak diketahui oleh pihak keluarga maupun polisi.
Sampai akhirnya tim dari Unit I Subdit III Jatanras Dit Reskrimum Polda Sumsel berhasil menangkap Bayu Irwansyah dan Poiman pada Kamis (29/3) sekitar pukul 23.30 WIB. Bahkan, Poniman tewas ditembak polisi karena berusaha kabur saat akan ditangkap.
Selanjutnya, dari hasil pengembangan itu polisi dan tim forensik RS Bhayangkara Palembang langsung mengevakuasi 16 buah tulang milik korban pada Jumat (30/3) sekitar pukul 16.30 WIB. Tulang itu pun diduga sudah tidak utuh lagi.
Sedangkan Tyas akhirnya menyerahkan diri setelah menjadi buron polisi selama hampir dua bulan pada Sabtu 31 Maret 2018. Tyas diduga ikut mengatur strategi sebelum beraksi dan mengambil bagian saat pembunuhan.
"Saya sebenarnya takut ditembak seperti Poniman. Tetapi sebelum Poniman dan Bayu ditangkap, saya sudah mau nyerah karena terus dihantui rasa takut. Bahkan saya sudah sampaikan sama teman di kampus kalau saya pelaku pembunuhan sopir Go-Car," kata Tyas. (aan/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini