Alasan Frans Sukarela Jadi Penerjemah Bahasa Isyarat di Katedral

Alasan Frans Sukarela Jadi Penerjemah Bahasa Isyarat di Katedral

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Jumat, 30 Mar 2018 16:55 WIB
Frans Dwi, penerjemah bahasa isyarat di Gereja Katedral (Foto: Marlinda Oktavia Erwanti/detikcom)
Jakarta - Frans Dwi (37), penerjemah bahasa isyarat di Gereja Katedral, mengungkapkan alasannya secara sukarela menjadi penerjemah bagi para jemaat tuna rungu. Ia ingin para difabel, khususnya tuna rungu mendapatkan hak yang sama dalam beribadah.

"Memberikan aksesibilitas buat teman-teman difabel khususnya teman-teman tuna rungu supaya mereka juga mendapatkan hak yang sama dalam beribadah," ujar Frans Dwi, di Gereja Katedral, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (30/3/2018).


Frans mengatakan, sebelum ia secara sukarela menjadi penerjemah bahasa isyarat di Katedral, para penyandang tuna rungu kesulitan saat beribadah. Mereka datang ke gereja namun tidak mengerti khotbah yang disampaikan pastor gereja.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena sebelum ini mereka mau beribadah, saya rasa teman-teman tuli yang lain juga punya kesulitan yang sama ya, entah Muslim, Hindu, Kristen, mereka mau ibadah tapi tidak akses. Teman-teman mereka datang ke gereja tapi tidak tahu pastornya ngomong apa. Jadi mereka dateng-dateng aja. Khotbahnya apa, doanya apa mereka nggak tahu," tuturnya.

"Tapi sejak saya membantu mereka bahasa isyarat menyederhanakan khotbah ya mereka bisa lebih paham," lanjut Frans.

Selama 16 tahun perjalanannya sebagai penerjemah di gereja, Frans mengaku juga menemui berbagai kesulitan. Salah satunya, terkait jemaat gereja yang tak bisa bahasa isyarat.


"(Kemudian) Mereka jadi belajar dari saya. Dan saya juga belajar bahasa isyarat dari teman-teman tuli yang setiap hari pakai bahasa isyarat. Karena mereka ini banyak yang pakai bahasa oral. Mereka baca tulis bisa. Hanya pada saat ibadat dia nggak bisa cocokin ini mulainya kapan berakhirnya kapan. begitu. Maka tetap perlu bahasa isyarat supaya harmonis dengan umat yang lainnya," ungkapnya.

Hari ini, Gereja Katedral menggelar rangkaian Ibadat dari Tri Hari Suci yakni Jumat Agung. Ibadat Jumat Agung diawali dengan visualisasi Jalan Salib pada pukul 09.00 tadi, kemudian ibadat pertama pada pukul 12.00 disusul dengan dua ibadat lainnya pada pukul 15.00 dan 18.00 WIB.

(dhn/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads