"Ini sangat penting, gerakan menolak Jokowi ini demi menyelamatkan bangsa dan negara. Inilah bentuk demokrasi," ujar Sri Bintang di Rumah Kedaulatan Rakyat, Jl Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (8/3/2018).
Dengan dalil politiknya, Sri Bintang menyimpulkan berbahaya jika pemerintahan Jokowi masuk periode kedua. "Sangat mungkin asymmetric war yang dibuat China dan di-approve oleh rezim ini," kata Sri Bintang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sambil menyelam minum air, sembari menggelorakan gerakan tolak Jokowi, Sri Bintang mempromosikan capres idamannya. Nama Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X disebutnya pantas jadi capres.
"Saya berpendapat Sri Sultan ini meneng-meneng (diam-diam) ini luar biasa. Beliau ini membikin aturan, walaupun itu aturan tahun 75, dengan tegas, tidak boleh ada China yang punya tanah di sini, dan beliau ini terakhir menyampaikan pikiran tentang Pancasila yang luar biasa," paparnya.
Perlawanan Sri Bintang Pamungkas ini tidak mengejutkan karena tokoh satu ini dikenal sering mengkritik pemerintahan. Namun, yang menarik, gerakan ini digelorakan saat Sri Bintang masih berstatus sebagai tersangka kasus makar. Terakhir Sri Bintang meminta kasusnya dihentikan.
"Mereka harus diganggu terus supaya mengeluarkan SP-3 (surat perintah penghentian penyidikan). Pernah mereka jawab kira-kira sebulan lalu, aku kan sudah keluar sebulan lebih ya, bahwa mungkin kasus makar didrop, tapi dia bisa kena IT," ujar Sri Bintang di gedung DPR, Senayan, Jakpus, Selasa (16/5/2017).
Sri Bintang ditangkap dan ditahan dengan tuduhan makar oleh Polda Metro Jaya pada 2 Desember 2016. Dia ditangkap bersama tujuh tokoh lain. (van/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini