Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri menilai inpres tersebut dimaksudkan mengingatkan para menteri di Kabinet Kerja. Inpres tersebut dikeluarkan Jokowi bukan karena para menteri kerap membuat kegaduhan.
"Kalau menurut saya, itu lebih ke reminder, jadi reminder. Jadi tidak menunggu kasusnya bertumpuk-tumpuk dulu, baru keluar inpres. Jadi saya kira sangat positif," kata Hanif dalam acara 'Mata Najwa' yang ditayangkan Trans7, Rabu (10/1/2018).
"Jadi tidak membiarkan sesuatu itu, kalau bahasa Jawa, telarung-telarung alias ke mana-mana. Jadi, ketika terjadi satu peristiwa kecil, langsung diingatkan, jadi reminder saja," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inpres tersebut dikeluarkan Jokowi menjelang tahun politik. Jokowi juga berpesan kepada para menteri Kabinet Kerja untuk terus fokus bekerja.
Terkait instruksi yang diberikan Jokowi, Hanif mengatakan kinerja para menteri tak terpengaruh meski memasuki tahun politik. Politikus PKB ini mengatakan partainya memberikan mandat untuk membantu Presiden dalam Kabinet Kerja.
"Saya kira tidak (mengganggu). Karena Presiden arahannya, pertama, sudah jelas dan tegas. Ini tahun politik, tapi kita fokus kerja, kerja, dan kerja. Satu," ucapnya.
"Yang kedua, partai juga memang sudah memberikan kepada kita untuk membantu Presiden seoptimal mungkin. Jadi keterlibatan kita di partai sangat terbatas. Sehingga saya pikir ini tidak akan mengganggu," imbuh Hanif.
Dalam program 'Mata Najwa', sempat diputarkan video juga pidato Jokowi terkait dikeluarkannya Inpres Antigaduh. Di dalam penggalan video tersebut, Jokowi meminta para menteri tetap fokus bekerja meski memasuki tahun politik.
"Perlu saya ingatkan bahwa tahun 2018 sudah masuk ke tahun politik, ada pilkada, ada tahapan pileg, ada tahapan pilpres sudah masuk. Oleh sebab itu, sekali lagi, jangan melakukan hal yang menimbulkan kegaduhan, menimbulkan kontroversi. Kita bekerja saja, sudah," ungkap Jokowi. (jbr/fdn)











































