"Pemondokan bagus, transportasi di-upgrade. Ini progress-nya bagus dibanding tahun lalu," kata Wakil Ketua KPHI, Imam Addaruquthni, di Kantor Misi Haji Indonesia Daerah Kerja (Daker) Madinah, Jumat (4/8/2017).
Madinah adalah lokasi pertama yang dipantau KPHI. Kedatangan jemaah di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, pelayanan di pemondokan, alat transportasi, perusahaan katering hingga klinik kesehatan, telah dicek. Memang ada sedikit masalah tapi tidak krusial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam mengingatkan, petugas juga harus diperhatikan. Tahun ini, jumlah jemaah kembali ke kuota awal dan mendapat tambahan 10 ribu. Di sisi lain, jumlah petugas tetap. "Jam siaga petugas bertambah. Berisiko juga ini, jadi harus dikaji ulang," jelas mantan Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah ini.
Catatan KPHI akan dilengkapi terlebih dulu. Selanjutnya, hal itu jadi bahan rekomendasi kebijakan tahun depan.
Di tempat yang sama, anggota KPHI, Lilien Ambarwati, menambahkan pemantauan baru tahap awal. Namun sudah terlihat tanda-tanda baik. Contohnya, jemaah yang menempati hotel pada jarak di atas 600 meter disediakan bus. Dulu, tidak ada kebijakan itu.
"Yang perlu jadi catatan, koordinasi PPIH di sana (Indonesia) dan di sini (Arab Saudi). Ada kejadian JKS 01 yang tertunda keberangkatannya, namun katering tetap disediakan. Jadi makanan terbuang," kata Lilien.
KPHI menerjunkan 2 tim untuk memantau penyelenggaraan haji. Imam dan Lilien akan berada di Madinah dan Mekkah hingga 24 Agustus, kemudian tim kedua akan melanjutkan pengawasan pada tanggal 21 Agustus hingga selesai prosesi haji atau awal September.
(try/aan)











































