"Apa di Gerindra Pak Arief sudah tidak terpakai lagi?," ujar Andreas kepada detikcom, Kamis (3/8/2017).
Andreas menjelaskan, apabila Arief kembali ke PDIP, dia hanya akan menjadi anggota biasa. Sedangkan di Gerindra, Arief kini menjabat sebagai wakil ketua umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski sudah meminta maaf, Arief dipolisikan karena melontarkan pernyataan 'wajar PDIP disamakan dengan PKI'. Pernyataannya berbuntut panjang dan menjadi kontroversi.
Bila ingin memberi penjelasan tidak bermaksud menyinggung PDIP, Andreas menilai lebih baik dilakukan saat pemeriksaan polisi nanti. "Kalau mau buktikan bahwa dia tidak bermaksud menyinggung PDIP, nanti dalam pemeriksaan di polisi," tuturnya.
Meski permohonan maaf Arief telah diterima PDIP, namun menurut Andreas masalah hukum tetap harus berjalan. Arief dilaporkan dalam kasus pencemaran nama baik.
"Minta maaf itu urusan kemanusiaan. Sebagai kawan oke, tetapi proses pencemaran jalur hukum tetap diproses oleh bidang hukum PDIP," ucap Andreas.
Sebelumnya diberitakan, Arief mengatakan telah meminta maaf secara terbuka ke PDIP dan pihak yang merasa dirugikan atas pernyataannya itu. Namun jika ia harus dipolisikan itu adalah hak PDIP. Sempat terucap dari mulutnya apakah ia harus kembali ke PDIP agar dimaafkan.
Arief mengaku sebagai keturunan kader PDIP. Dia mengklaim ayahnya merupakan kader Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dulu dipimpin Sukarno, ayah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Sudah, permintaan maaf bagaimana, kan (sudah) di media (online), orang kagak ada TV. Suratnya sudah dipublish sama saya ke mana-mana, sudah ada surat terbuka, di detik (detikcom) saja sudah dimasukin. Jadi, kurang apa lagi?," ujar Arief, Rabu (2/8) malam.
"Apa kurang saya disuruh kembali ke PDIP? Apa saya harus kembali lagi ke PDIP?" imbuhnya. (elz/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini