"Kaba dihadirkan Douglas untuk melakukan penipuan terhadap peluang situasi saat ini. Yang buat surat ini adalah Kaba, yang buat surat dan konsep, dan semua inilah peluang tertinggi penipuan dengan target untuk mencari keuntungan dengan membuat surat palsu mengatasnamakan Presiden Jokowi," ujar Wadir Krimsus Polda Metro Jaya AKBP Achmad Yusep Gunawan di Mapolda Metro, Jl Sudirman, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Melihat potensi untuk melakukan penipuan di Indonesia. Kaba-lah yang membuat konsep ini, yaitu membuat surat untuk menipu, menyiasati pimpinan BUMN yang berpotensi," kata Achmad.
Sedangkan pelaku lain, Daniel Douglas (WN Liberia), tinggal di Indonesia sejak 2014. Visa yang digunakan merupakan visa kunjungan dan setiap tiga bulan sekali dia pergi ke Malaysia.
"Dia di sini visanya sama visa kunjungan, namun per 3 bulan ke Malaysia, kembali lagi ke Indonesia," tutur Achmad.
Achmad juga menerangkan Douglas diduga telah melakukan beberapa kali tindakan penipuan sebelumnya. Dia mengundang Kaba untuk merancang penipuan dengan modus baru.
"Adapun untuk Douglas di sini mulai tahun 2014. Dia melakukan kemungkinan melakukan penipuan atau rangkaian penipuan kejahatan," terangnya.
Meski begitu, Achmad menegaskan masih mendalami motif sebenarnya terkait mengapa dia harus mencatut nama Presiden. Dia pun memastikan sejauh ini tidak ada unsur politik yang mengarah pada penipuan tersebut.
"Saat ini belum ada mengarah," tegasnya.
Polisi menangkap tiga pelaku pemalsuan yang mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Ketiga pelaku tersebut adalah Kaba Souleymane (WN Guinea), Daniel Douglas (WN Liberia), dan Ria Situmorang.
Atas perbuatannya, tersangka dikenai Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang ITE, Pasal 378 KUHP, dan Pasal 263/264 KUHP dengan ancaman pidana 6 tahun. (knv/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini