(Baca juga: Didemo Sopir Angkot, TransJakarta Cibubur-UKI Tak Beroperasi Sebulan)
Sumarsono menerangkan strateginya dalam menangani protes K56 adalah dengan membina dan memberi pemahaman kepada para pendemo. Diungkapkan pria yang masih menjabat Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ini, ia menyampaikan kepada pengemudi bahwa K56-lah yang sebenarnya tidak dapat beroperasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia berharap penjelasannya itu dapat menyadarkan pengemudi K56 dan tidak lagi agresif terhadap kehadiran bus Transjakarta Cibubur-Cawang.
"Itu maksudnya saya, style-nya itu dengan cara begitu. Duduk, dijelaskan. Mereka mau mundur karena mundur paham, mundur karena mengerti, lalu timbul kesadaran diri," tutup Sumarsono.
(Baca juga: Angkot Bikin Rute TransJ Beku, Plt Gubernur: Mengalah untuk Maju)
Sumarsono mengatakan memutuskan kebijakan yang dilatarbelakangi 'gesekan' tak melulu dengan sikap keras. Dia mengemukakan strategi 'mundur selangkah untuk maju seribu langkah'.
"Begini loh, kadang kala kita kalau membuat kebijakan harus mundur selangkah untuk maju seribu langkah. Tidak semua harus selalu ditabrak, ditabrak, ditabrak. Saya kira itu intinya, K56 juga sama," jelas dia.
Diketahui sopir angkutan K56 memprotes beroperasinya Transjakarta rute Cibubur-Cawang karena dinilai 'memakan' penumpangnya. Para sopir K56 mengeluhkan pendapatan mereka yang menurun karena penumpang beralih ke bus Transjakarta rute Cibubur-UKI.
"Kalau nggak kami pedulikan, nanti jadi kami tidak menampung aspirasi para sopir itu," imbuh dia. (nwk/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini