Militer Turki Gagal Lakukan Kudeta: Masyarakat Sipil Semakin Kuat

Militer Turki Gagal Lakukan Kudeta: Masyarakat Sipil Semakin Kuat

Aditya Fajar Indrawan - detikNews
Sabtu, 16 Jul 2016 14:33 WIB
Foto: Aditya Fajar Indrawan
Jakarta - Satu faksi kelompok militer di Turki melakukan kudeta. Tapi kudeta itu gagal. Pemerintahan Presiden Erdogan kembali menguasai Ankara dan Istanbul dua kota terbesar di Turki.

Dari peristiwa kudeta gagal itu, pengamat militer politik Turki, Alfan Alfian menilai ada pola yang sama dan terus berulang dalam kudeta militer yang terjadi. Bahkan dalam sejarah tercatat strategi kudeta ini sudah pernah dilakukan di Turki.

"Pola kudeta sekarang mirip dengan 1960 dan 1980, ada faksi di militer yang melakukan eksperimen kudeta," kata Alfan dalam diskusi Kudeta Militer Turki di Resto pempekita, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (16/7/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Alfan, pada dua kudeta sebelumnya pihak militer ingin masyarakat mendukung tindakan mereka atau tidak. Namun apa yang terjadi kemarin malam, menjelaskan supremasi militer di masyarakat tidak lagi kuat.

"Namun ternyata, sekarang masyarakat tidak mau lagi mendukung sikap militer. Bahkan sekarang partai oposisinya juga tak mendukung kudeta tersebut," sambungnya.

Senada dengan hal itu, Guru Besar Universitas Pertahanan Prof Salim Said menyebut kekuatan masyarakat sipil di Turki yang sudah demokratis. Sehingga tidak ingin sebagian kelompok militer untuk memimpin mereka.

"Percobaan kudeta ini gagal dan membuktikan kekuatan civil society bangsa Turki ini kuat. Sebab tentara juga merupakan bagian dari masyarakat, apa yang dipikirkan masyarakat juga ada dipikiran tentara," jelas Prof Salim.

Menurut Salim hal ini didukung oleh peradaban sosial di Turki sudah berkembang pesat. Bahkan sebelum dipimpin oleh Edorgan.

"Sipil makin kuat, sehingga masyarakat tidak tertarik untuk mendukung kudeta militer. Bukan berarti mereka mencintai Edorgan, artinya demokrasi peradabannya sendiri sudah meningkat, sehingga apa yang saat ini menurut mereka nyaman tidak ingin dipimpin lagi oleh militer," jelas Prof Salim.

(adf/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads