Dalam rilis yang dikirim kepada detikcom, Jumat (2/10/2015), warga kompleks menyampaikan bahan detail tentang TPS liar tersebut. Mereka memiliki dokumentasi foto sejak tahun 2014, ketika truk-truk dan pikap masih berdatangan membuang sampah ke sana.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
|
Warga kemudian melakukan protes ke Pemerintah Kota Depok. Mereka menemui pejabat kelurahan sampai wakil wali kota. Setelah itu, mereka mengadu ke kantor polisi, termasuk petugas pemadam kebakaran.
"Tuntutan kami hanya satu: 100 persen tidak ada lagi TPA/TPS di sana yang mengganggu kesehatan. Kami ingin udara segar di sekitar Cinere, Limo, seperti dulu," demikian tulis warga dalam kolom tuntutannya.
Aksi protes mereka juga disampaikan lewat media sosial seperti twitter, facebook, instagram dan google+. Bahkan mereka pernah menyampaikan pesan pada wakil wali kota Depok Idris Abdul Shomad.
Berikut kutipannya :
Assalamualaikum Wr Wb Pak Idris, mohon maaf sebelumnya jika menganggu Bapak, maksud saya ini hanya info ke Bapak bahwa sudah 2 minggu ini kami warga perumahan Panorama Bukit Cinere diliputi asap tebal setiap malam dan sangat mengganggu pernafasan, sesak nafas dan mata perih diakibatkan pembakaran sampah di TPA liar yang berlokasi tepat di samping perumahan Panorama Bukit Cinere. Kondisi ini sudah berjalan bertahun-tahun dan tidak ada realisasi dari pemerintah setempat. Pada saat kondisi hujan bau busuk dan menyengat di kompleks perumahan kami. Untuk itu saya warga perumahan Panorama Bukit Cinere, dengan segala hormat, meminta, memohon sangat agar Bapak sebagai pemimpin pemerintah Depok bisa mengambil tindakan tegas untuk penutupan TPA liar di lokasi Cinere Depok. Terima kasih banyak atas kebijaksanaan Bapak dalam masalah ini. Wassalam, dari S. Djoenaid
Idris pun memberi jawaban:
Iya pak akan sy tindak lanjut. Terima kasih masukan dan laporannya. (mad/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini