Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Banyuwangi Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA), Purwantono membenarkan hal tersebut. Menurutnya, pembatasan dilakukan dengan sistem online. Sesuai ketentuan yang sudah diberlakukan, pemesanan tiket untuk pendakian ke Gunung Ijen dilakukan secara online.
"Pengunjungnya harus booking online. Pengunjung dibatasi 150 orang saja. Kalau melebihi itu tidak boleh masuk," jelas Purwantono kepada wartawan, Rabu (15/12/2021).
Menurut Purwantono, kapasitas normal untuk pendakian di Kawah Ijen sebanyak 450 orang. Namun sejak masa pandemi COVID-19 diberlakukan pembatasan jumlah kunjungan yang disesuaikan dengan Level PPKM.
Sedianya, sejak Banyuwangi dinyatakan masuk PPKM Level 1, kapasitas kunjungan wisatawan ke TWA Ijen sebenarnya sudah diperbolehkan hingga 50 persen dari kapasitas normal. Namun, khusus untuk malam Tahun Baru 2022, pihaknya hanya membatasi kunjungan wisatawan maksimal 150 pengunjung saja.
"Kita lakukan untuk untuk meminimalisir potensi penyebaran COVID-19. Angka ini hanya sepertiga dari kapasitas normal," tegasnya.
Meski sudah diberlakukan pembatasan pendakian, Purwantono tidak menampik potensi membludaknya wisatawan yang berkunjung ke TWA Ijen pada malam tahun baru. Khususnya bagi wisatawan yang hanya melakukan camping di lapangan Pos Paltuding.
"Memang di waktu-waktu tertentu, seperti malam tahun baru, banyak yang datang hanya sekedar ingin camping tanpa melakukan pendakian. Ini tidak bisa kita deteksi, karena mereka datang tanpa melakukan booking tiket online terlebih dahulu," terangnya.
Oleh sebab itulah, BKSDA akan menambah personel petugas lapangan. Petugas tambahan ini akan ditempatkan di pintu masuk Paltuding dan titik-titik strategis di sekitar lapangan Pal Tuding. Mereka bertugas mengontrol dan melakukan pengawasan jumlah pengunjung yang datang.
"Kita menerjunkan teman-teman untuk melakukan pengawasan mengantisipasi kerumunan. Tetap kita imbau mereka menaati prokes," tegasnya.
Ia pun berharap, wisatawan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat, mengingat pandemi belum berlalu. Terlebih saat ini sudah muncul virus varian baru bernama Omicron yang sudah menyerang sejumlah negara. (iwd/iwd)