Perjuangan Disabilitas Pacitan Lawan Keterbatasan Hingga Jadi Penjahit Sukses

Perjuangan Disabilitas Pacitan Lawan Keterbatasan Hingga Jadi Penjahit Sukses

Purwo Sumodiharjo - detikNews
Jumat, 03 Des 2021 11:49 WIB
disabilitas di pacitan
Rosid dan aktivitas menjahitnya (Foto: Purwo Sumodiharjo)
Pacitan -

Lahir menjadi disabilitas memang bukan keinginan. Tapi berpangku tangan menerima suratan juga tak akan mengubah keadaan. Di balik keterbatasan, penyandang tuna daksa di Pacitan ini justru bangkit dengan karya nyata.

"Sebagai manusia awalnya rasa minder ada. Tapi bagi saya pantang putus asa," ucap Rosid, sapaan Rosidin berbincang dengan detikcom, Jumat (3/12/2021) pagi.

Warga Dusun Pinggir, Desa Jatigunung, Kecamatan Tulakan itu pun berbagi kiat mengusir rasa tak percaya diri. Satu di antaranya dengan membangun pertemanan. Bahkan selama ini Rosid juga aktif di sejumlah kegiatan kemasyarakatan.

Semula mobilitas memang menjadi tantangan tersendiri bagi putra pasangan almarhum Danuri dan Misiyem ini. Terlebih akses jalan menuju tempat tinggalnya tak semuanya mulus. Dia pun memesan sepeda motor dengan rancang bangun khusus. Yakni memiliki 3 roda.

Sarana itu pula yang membuat Rosid makin bersemangat menaklukkan keadaan. Termasuk di antaranya mendapat kesempatan mengikuti pelatihan keterampilan. Teknik menjahit menjadi pilihannya. Tak lain karena pekerjaan itu tak membutuhkan mobilitas tinggi.

disabilitas di pacitanHasil kerja Rosid (Foto: Purwo Sumodiharjo)

"Istilahnya kalau menjahit itu kan bisa saya lakukan di tempat teduh ya. Maksudnya di rumah. Nggak harus kemana-mana," papar Rosid yang mengaku menekuni profesi itu sejak 10 tahun terakhir.

Tak berselang lama usai mengikuti kursus, Rosid memutuskan membuka layanan jahit di rumah. Awalnya hanya melayani warga sekitar. Namun lambat laun banyak warga desa lain yang datang ke tempat usahanya.

Diakuinya, masa paling sibuk adalah saat pendaftaran siswa baru. Yakni pesanan seragam sekolah yang selalu membludak. Tak jarang dirinya harus lembur hingga berhari-hari untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Sering pula Rosid dibantu rekannya sesama penjahit.

"Saat pandemi memang (pekerjaan) berkurang. Tapi biarpun musim daring tapi tiap ganti tahun ajaran kan (para siswa) tetap bikin seragam baru," ucapnya tentang bisnis yang dijadikannya penopang penghasilan.

Selain seragam sekolah, Rosid juga mengerjakan aneka jenis pakaian resmi. Seperti kemeja batik maupun celana. Tentu saja untuk mengerjakannya tak boleh serampangan. Dibutuhkan ketelitian sejak membuat pola, memotong, hingga kain berubah menjadi pakaian.

Karenanya, Rosid biasa memotong sendiri bahan yang dibawa pelanggan. Pada proses berikutnya barulah dirinya dibantu seorang karyawan. Khusus untuk pembuatan kemeja batik, Rosid membutuhkan waktu hingga beberapa hari. Tujuannya agar hasil tak mengecewakan.

"Kalau bicara pakaian itu kan kuncinya di kenyamanan dan estetika. Jadi dua-duanya harus dapat. Makanya perlu kejelian," paparnya.

Suatu ketika seorang pelanggan perempuan mendatangi rumah Rosid. Tak hanya membawa bahan, si wanita sekaligus sudah membuat pola untuk model pakaian yang diinginkan. Awalnya, Rosid sempat ragu mengerjakan. Sebab, khawatir hasilnya tak sesuai keinginan.

Namun rupanya, si pelanggan sudah terlanjur fanatik dengan hasil pekerjaan Rosid. Dia tak ingin kain yang dia bawa dikerjakan penjahit lain. Rosid pun menganggapnya sebagai kesempatan mengasah kemampuan. Setelah jadi ternyata si pemesan senang tidak karuan.

"Alhamdulillah. Bisa menyelesaikan meskipun awalnya sempat ragu dan gugup," katanya sembari tertawa.

Di tengah keterbatasan fisiknya, Rosid merasa bersyukur. Sebab dapat mengisi waktunya dengan kegiatan bermanfaat. Tak hanya menjadi pengusaha jahit, pria murah senyum itu juga kerap terlibat dalam kegiatan sosial di lingkungan.

Di bidang kelembagaan, Rosid cukup aktif di organisasi HPDP (Himpunan Penyandang Disabilitas Pacitan). Bahkan dirinya menjabat ketua. Tidak itu saja, saat tahapan pemilu berlangsung, Rosid pernah direkrut KPU sebagai Relawan Demokrasi.

"Tetap semangat, pantang menyerah. Hidup itu jangan dibikin repot dan susah," ucap Rosid tentang prinsip hidup.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.