Kompleks 'istana' megah ini dibangun di tanah seluas sekitar 2.000 meter persegi. Pada tahun 2007, Almarhum KH.Aly Murshid meninggal di usia 70 tahun. Dia tidak memiliki istri dan anak. Sebelum meninggal, lanjut Zainuri, almarhum berpesan agar jenazahnya dimakamkan di tanah rumahnya sendiri. Dia juga ingin rumahnya diwakafkan.
Jaenuri mengisahkan, KH Aly Murshid mulai melakukan pembangunan rumah ini secara bertahap mulai tahun 1986. Tak hanya mengunjungi bangunan ini, para peziarah juga berdoa di pusara makam KH. Aly Murshid. Makam tersebut terlihat indah dengan hiasan pernak-pernik batu permata kecil berwarna hijau.
Di dalam area makam juga terdapat sebuah patung dewi Kwan Im selain bangunan pura menjulang tinggi. Sebelum pandemi COVID-19, makam ini selalu ramai terutama di hari Jumat dan saat libur.
![]() |
Pantauan detikcom, lokasi bangunan berada di pinggir sawah. Dari jalan desa, bangunan ini sudah terlihat megah. Saat masuk, ada gerbang utama berwarna putih yang berdiri kokoh dengan lebar sekitar 7 meter dengan.
Bagian kanan dan kiri gapura, masing-masing ada enam tiang. Lalu, di atas gerbang terdapat dua patung harimau yang saling berhadapan. Selain itu, ada pula sebuah bola dunia yang berada di tengahnya yang melambangkan toleransi umat beragama di dunia.
Mengunjungi rumah ini bagaikan masuk ke sebuah kompleks istana megah. Mata dimanjakan arsitektur bangunan bertingkat dua dengan tiang menjulang yang kokoh, dipadu aksen bata berwarna krem yang menambah kesan mewah.
Di sebelah bangunan, ada pula sebuah kolam ikan, lengkap dengan jembatan dan tumbuhan hijau yang menambah asri suasana.
(fat/fat)